Suara.com - Seekor llama di Belgia bisa menjadi senjata rahasia umat manusia melawan wabah Covid-19, demikian kata para peneliti asal Amerika Serikat dan Belgia seperti yang diwartakan South China Morning Post, Sabtu (2/5/2020).
Penelitian mereka akan diterbitkan di jurnal Cell edisi pekan kedua Mei 2020. Di dalamnya mereka mengulas soal antibodi dari llama yang bisa menetralisir virus corona baru Sars-Cov-2, pemicu wabah Covid-19.
"Ini adalah antibodi pertama di dunia yang bisa menetralisir Sars-Cov-2," kata Jason McLellan dari Universias Texas, AS yang terlibat dalam studi itu.
Antibodi, kata dia, bisa digunakan merawat pasien Covid-19 untuk meredakan tingkat keparahan penyakit.
Baca Juga: Tes Antibodi untuk Covid-19 Kurang Akurat, Tingkat Positif Palsu Tinggi
McLellan dan timnya memang sudah meneliti virus corona - termasuk yang memicu SARS dan MERS - selama bertahun-tahun. Pada 2016 lalu mereka menyuntikkan seekor llama bernama Winter dngan virus SARS dan MERS untuk mencari obat dua penyakit tersebut.
"Saya tadinya kira bahwa ini cuma akan jadi proyek sampingan kecil," kata Dorien De Vlieger dari Ghent University di Belgia, yang terlibat dalam studi itu.
Hasilnya sistem kekebalan tubuh Winter memproduksi dua jenis antibodi. Pertama yang sangat mirip dengan antibodi manusia dan yang kedua lebih kecil. Dua antibodi dari tubuh Winter itu diketahui efektif untuk melawan virus corona SARS.
Baru-baru ini para ilmuwan menguji antibodi Winter untuk mengalahkan Covid-19. Awalnya terlihat bahwa antibodi itu berhasil menyasar Sars-Cov-2, tetapi masih terlalu lemah. Mereka lalu menggabungkan dua antibodi itu sehingga bisa lebih efektif dalam melawan virus corona penyebab Covid-19.
Antibodi llama yang lebih kecil itu, yang disebut single-domain antibodies atau nanobodies, bisa digunakan dalam inhaler sehingga ia bisa langsung menyasar virus di saluran pernapasan.
Baca Juga: Madonna Ngaku Punya Antibodi Corona, Tak Sabar Mau Keluar Rumah
Kini para peneliti sedang bersiap-siap untuk menguji antibodi dari Winter ke hamster atau primata, sebelum mengujinya ke manusia.
Adapun Winter kini berusia empa tahun dan dipelihara di sebuah peternakan milik Ghent University. Di fasilitas itu terdapat sekitar 130 ekor llama.