Arkeolog Temukan Kerangka Afrika, Ungkap Kisah Perdagangan Budak

Jum'at, 01 Mei 2020 | 10:45 WIB
Arkeolog Temukan Kerangka Afrika, Ungkap Kisah Perdagangan Budak
Ilustrasi kerangka manusia [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para arkeolog menemukan tiga kerangka Afrika yang digali di Meksiko dan mengungkapkan kisah mengerikan tentang perdagangan budak yang terjadi pada tahun 1500-an. Kerangka itu ditemukan dari lubang penguburan massal pada abad ke-16 Masehi di dekat Rumah Sakit Royal San José de los Naturales di Mexico City.

Tim arkeolog yang dipimpin Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia ini melakukan analisis genetik yang menunjukkan bahwa tiga kerangka itu adalah lelaki dengan garis keturunan kromosom Y yang umumnya ditemukan pada orang-orang keturunan Afrika Barat atau Selatan. Sekaligus garis keturunan kromosom Y yang paling umum di antara orang Amerika-Afrika saat ini.

Tiga kerangka individual dari perdagangan budak Afrika ke daratan Amerika [Foto Dok. Rumah Sakit Royal San José de los Naturales, Laboratorium Osteologi, Mexico City, diabadikan oleh R. Barquera dan N. Bernal].
Tiga kerangka individual dengan tiga tengkorak dan struktur rahang serta gigi, mengidentifikasikan perdagangan budak Afrika ke daratan Amerika [Foto Dok. Rumah Sakit Royal San José de los Naturales, Laboratorium Osteologi, Mexico City, diabadikan oleh R. Barquera dan N. Bernal].

Tulang kerangka dengan jelas menunjukkan bahwa ketiga lelaki ini tidak dilahirkan di Meksiko. Para arkeolog bisa mendapatkan gambaran kasar tentang lokasi mereka dilahirkan, berdasarkan komposisi isotop tulang. Yang hasilnya menunjukkan konsumsi mereka, serta mencerminkan geologi di mana pasokan makanan itu berasal.

Dalam kasus tiga kerangka ini, mereka tampaknya telah menghabiskan sebagian besar kehidupan awal di luar Meksiko dan Amerika.

Baca Juga: Sang Pacar Bantah Paulo Dybala Masih Positif Corona

Tengkorak-tengkorak itu juga mengandung tanda-tanda modifikasi tajam pada gigi depan, sebuah praktik budaya yang dicatat di antara banyak budak Afrika yang masih dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu di seluruh Afrika hingga kini.

Kondisi kerangka menjelaskan bahwa ketiganya adalah budak dengan kesehatan buruk. Salah satu gigi memiliki bukti strain virus hepatitis B yang biasanya ditemukan di Afrika Barat masa kini.

Tengkorak lainnya juga terinfeksi bakteri Treponema pallidum pertenue yang menyebabkan frambusia, infeksi tropis pada kulit, tulang, dan sendi. Jenis bakteri tertentu sebelumnya diidentifikasi pada koloni abad ke-17 pada keturunan Eropa.

"Penelitian ini menyoroti kasus awal frambusia setelah kolonisasi Eropa di Ameria. Penelitian di masa depan harus fokus pada pemahaman penularan dan pengenalan patogen ini ke Amerika," ucap Aditya Kumar Lankapalli dari Max Plank Institute untuk Ilmu Sejarah Manusia (MPI SHH), seperti dikutip dari IFL Science.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology ini hanya salah satu kasus dari banyak orang yang hidup pada masa perdagangan budak Transatlantik atau melewati Samudera Atlantik. Para arkeolog berharap kemajuan dalam arkeogenetika bisa membantu mengungkap lebih banyak kasus dan cerita yang telah lama hilang.

Baca Juga: Donald Trump Mengklaim Punya Bukti Virus Corona Berasal dari Lab Wuhan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI