Suara.com - Tak ingin adanya penipuan terhadap pelanggannya dan mencegah pemalsuan barang, Amazon kini tengah menguji coba video call guna verifikasi identitas penjualnya yang akan berjualan di situs webnya.
Rencana ini merupakan salah satu strategi baru untuk melawan penipuan tanpa pertemuan langsung di tengah pandemi ini.
Dilansir dari laman Reuters, Amazon mengatakan hal ini sudah dimulai awal tahun ini dan memasukkan agenda janji temu langsung dengan calon penjual.
Platform e-commerce terbesar di dunia ini sudah lama menerapkan pengawasan bagaimana produk yang dijual di platformnya dijamin asli dan aman.
Baca Juga: 99 Kasus Hoaks Corona, Bercanda Hingga Tak Puas dengan Pemerintah
Pasalnya, pemalsuan telah membuat frustasi label-label papan atas seperti Apple dan Nike membuat sebagian orang segan menjual melalui Amazon.
Namun, itu beralih secara eksklusif ke konferensi video call pada bulan Februari lalu karena himbauan jarak sosial terkait denga pandemi yang tengah terjadi.
Pemeriksaan wawancara melalui video call ini telah dilakukan oleh Amazon dengan lebih dari 1.000 pelamar pedagang yang berbasis di China, Amerika Serikat, Inggris hingga Jepang.
Pengawasan super ketat oleh Amazon ini sepertinya mempersulit beberapa penjual di China.
Pasalnya penjual di China banyak yang bermain nakal dan telah mendaftarkan banyak akun menggunakan jaringan internet pribadi atau tagihan palsu.
Baca Juga: Bosan Lockdown, Warganet Ramai Ubah Kertas Jadi Gaun Cantik
Pedagang yang berbasis di China sendiri menyumbang 40 persen dari 10.000 penjual yang ada di Amazon di pasar Eropa, menurut perusahaan Marketplace Pulse.