Dokumen-dokumen itu berisi surat yang ditulis oleh otoritas lokal yang melaporkan kejadian tersebut kepada pemerintah. Pada 10 Agustus kalender Julian atau 22 Agustus pada kalender Gregorian, dalam surat tersebut tertulis bola api besar terlihat di langit pada sekitar pukul 8.30 malam waktu setempat.
Setelah fenomena tersebut terlihat, meteorit jatuh seperti hujan dari langit selama sekitar 10 menit di sebuah desa kecil yang menewaskan satu orang yang tidak disebutkan namanya dan lainnya cedera lumpuh.
Tidak diketahui berapa ketinggian, kecepatan, ukuran, dan lokasi meteorit jatuh dengan tepat. Tetapi berdasarkan catatan, para ahli percaya bahwa meteorit meluncur dari arah tenggara dan jatuh di sebuah bukit berbentuk piramida di Sulaymaniyah.
"Peristiwa ini adalah laporan pertama yang menyatakan dampak meteor membunuh seorang lelaki, dengan dukungan tiga manuskrip tertulis yang melaporkan suatu peristiwa tersebut," tulis para ilmuwan dalam makalah penelitian, seperti dikutip laman Science Alert, Rabu (29/4/2020).
Baca Juga: Dukung Gerakan Tetap di Rumah, Google Hadirkan Permainan Lawas Fischinger
Tim ilmuwan masih melakukan penelitian lanjutan dan mencari arsip lainnya yang mungkin dapat menjadi bukti pendukung. Keterbatasan akan bahasa dalam arsip tersebut menjadi salah satu hambatan. Karenanya, ilmuwan mengatakan bahwa kolaborasi antara sejarawan, pustakawan, dan penerjemah sangat penting dalam penemuan ini.
Penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Meteoritics & Planetary Science.