Setelah itu calon vaksin kemudian memasuki fase uji klinis pertama: menguji vaksin ke manusia. Di fase ini, calon vaksin diberikan ke sejumlah kecil orang dan para ilmuwan akan memeriksa efek samping negatif dari vaksin tersebut.
Jika fase ini rampung dan peneliti melihat ada efek terhadap sistem kekebalan tubuh sukarelawan, maka pengujian kemanjuran akan dimulai. Di fase ini sukarelawan berjumlah lebih besar dan terbagi dalam dua kelompok.
Kelompok pertama akan diberikan calon vaksin yang sedang dikembangkan. Kelompok kedua akan diberikan vaksin plasebo - suntikan lain yang tidak mengandung vaksin. Tetapi setiap sukarelawan tidak akan tahu mereka menerima calon vaksin yang sebenarnya atau cuma disuntik dengan plasebo.
Dua kelompok ini kemudian dipersilahan kembali ke tempat mereka masing-masing sembari diamati para ilmuwan dalam jangka waktu tertentu untuk mengetahui perbedaan tingkat infeksi dan jumlah partikel virus dalam tubuh mereka.
Baca Juga: Inggris Dukung Ketersediaan Vaksin COVID-19 untuk Dunia
Seluruh proses ini bisa berlangsung berbulan-bulan dan di sinilah keunggulan pendekatan HCT yang kontroversial.
Dalam pendekatan HCT, para sukarelawan tidak akan dibiarkan begitu saja tetapi mereka akan dengan sengaja dipapari virus corona baru sehingga kemanjuran calon vaksin lebih cepat diketahui.
Pro dan kontra
HCT sendiri bukan hal baru dalam dunia vaksin. Edward Jenner, penemu vaksin asal Inggris, juga menggunakan pendekatan ini saat membuat vaksin cacar pertama di dunia pada 1796. Ia dengan sengaja memaparkan virus cacar ke anak tukang kebunnya yang baru berusia 8 tahun.
Dewasa ini pengembangan vaksin dengan pendektan HCT masih dilakukan, tetapi hanya untuk jenis penyakit yang tidak parah. Beberapa vaksin yang baru-baru ini dikembangkan dengan metode HCT adalah vaksin demam berdarah dan vaksin tifoid.
Baca Juga: Sukarelawan Pertama Uji Vaksin Covid-19 di Inggris Meninggal Dunia?
Negara-negara di dunia juga punya kebijakan berbeda soal HCT. Inggris, misalnya, HCT tidak dianggap tabu. Tetapi AS, pendekatan HCT dianggap terlalu berisiko.