Suara.com - Sebuah fasilitas medis untuk menguji setiap vaksin virus Corona (Covid-19) telah diretas oleh kelompok kejahatan siber yang menyerang menggunakan Maze ransomware.
Maze merupakan jenis ransomware Windows canggih yang telah menargetkan perusahaan dan organisasi di seluruh dunia, menuntut pembayaran mata uang kripto dengan imbalan pemulihan data terenkripsi yang aman.
Penjahat siber tersebut diketahui merupakan kelompok kejahatan dunia maya terkemuka yang beberapa hari lalu, berjanji untuk tidak menyerang organisasi medis sebagai target.
Korban terakhir dari serangan siber ini adalah Hammersmith Medicines Research, sebuah perusahaan Inggris yang sebelumnya menguji vaksin Ebola dan siap melakukan uji medis pada setiap vaksin Covid-19.
Baca Juga: Test Kit Covid-19 Kini Tersedia untuk Dokter Hewan
Menurut Malcolm Boyce, direktur Hammersmith Medicines Research, mengatakan bahwa serangan siber itu terjadi pada 14 Maret. Pada saat itu, beruntung pihaknya mengetahui hal tersebut dan segera menghentikannya.
"Kami menghentikan serangan dan dengan cepat mengembalikan semua fungsi kami. Tidak ada downtime," ucap Boyce dalam keterangan kepada Computer Weekly.
Namun, tampaknya para pelaku kejahatan siber telah berhasil meretas dan mengeksfiltrasi data yang mencakup catatan pasien. Data-data tersebut diunggah secara online.
Boyce mengatakan bahwa para peteras telah mengirim file sampel Hammersmith Medicines Research, berisi rincian orang-orang yang berpartisipasi dalam uji coba antara 8 dan 20 tahun sebelumnya. Para peretas menerbitkan sampel data di dark web.
Federal Bureau of Investigation (FBI) sebelumnya telah memperingatkan lonjakan signifikan dalam serangan siber yang menargetkan Covid-19.
Baca Juga: Sering Missed Call di WhatsApp, Alasan Penjual Sayur Ini Bikin Ngakak
Di sisi lain, John Opdenakker selaku profesional infosecurity sama sekali tidak terkejut bahwa kelompok peretas tersebut melanggar janji.