Setelah diuji di laboratorium, hasil tes bisa dibagikan kembali kepada masyarakat yang bisa diakses secara digital.
"Hasil tes kemudian dapat dikomunikasikan kembali kepada orang-orang secara elektronik, sehingga mereka yang memiliki tes positif menempatkan diri mereka dalam karantina," kata Sedov.
Sedangkan untuk pengaturan dronenya, para peneliti memodelkan rute pesawat tanpa awak ini dengan kapasitas kargo berbeda yang terbang selama 12 jam per hari, agar tidak mengganggu tidur orang, dengan kecepatan 37 mil per jam (60 km/jam).
Baca Juga: Hapalkan Surat Pendek, Puasa Lebih Berfaedah dengan Empat Aplikasi Ini