Cegah Peretasan, Ini 6 Cara Meningkatkan Keamanan di WhatsApp

Jum'at, 24 April 2020 | 10:12 WIB
Cegah Peretasan, Ini 6 Cara Meningkatkan Keamanan di WhatsApp
Ilustrrasi WhatsApp. [Unsplash/Christian Wiediger]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pembicaraan mengenai keamanan WhatsApp menjadi topik hangat setelah dunia maya dihebohkan dengan kasus ditangkapnya aktivis Ravio Patra pada Rabu (22/4/2020) karena WhatsApp pribadi miliknya diretas.

Menurut Damar Juniarto selaku Direktur Eksekutif SAFEnet, sebelum ditangkap, Ravio Patra sempat melapor bahwa WhatsApp miliknya diretas. Kejadian ini dilaporkan pada Head of Security WhatsApp dan terbukti adanya pembobolan akun.

WhatsApp memiliki beberapa fitur penting untuk mengamankan layanannya. Dilansir laman Howtogeek.com, Jumat (24/4/2020) melalui HiTekno, berikut enam cara untuk meningkatkan keamanan di WhatsApp:

1. Aktifkan verifikasi dua langkah

Baca Juga: Iran Berhasil Luncurkan Satelit Militer Pertama ke Orbit Bumi

Salah satu cara untuk mengamankan WhatsApp adalah mengaktifkan verifikasi dua langkah atau Two-factor authentication (2FA) di WhatsApp.

Ketika pengguna mengaktifkan 2FA, segala upaya untuk memverifikasi nomor telepon pengguna di WhatsApp harus disertai dengan enam digit PIN atau password.

Pengguna harus mengingat password yang ada pada 2FA karena password tersebut akan ditanyakan secara berkala oleh pihak WhatsApp.

Untuk mengaktifkannya, buka aplikasi WhatsApp > klik tombol tiga titik di bagian kanan atas > klik Settings > Account > Two-step Verification > Enable.

Setelah mengaktifkan fitur ini, pengguna juga dapat secara opsional memasukkan alamat email. Alamat email tersebut akan memungkinkan WhatsApp memgirim tautan melalui email untuk menonaktifkan verifikasi dua langkah jika pengguna lupa PIN dan untuk membantu melindungi akun.

Baca Juga: Jadi Tanya Jawab, Terjemahan di Google Translate Ini Bikin Ngakak

Fungsi lain fingerprint. (nextgov.com)
Fungsi lain fingerprint. (nextgov.com)

2. Fitur sensor sidik jari

Selain 2FA, pengguna juga bisa mengamankan WhatsApp dengan mengaktifkan fitur sensor sidik jari. Fitur ini dapat digunakan jika smartphone pengguna memiliki dukungan sistem keamanan sidik jari pada perangkat.

Untuk mengaktifkan sensor sidik jari, buka WhatsApp > klik tombol tiga titik di bagian kanan atas > klik Settings > Account > Privacy > pilih menu Fingerprint Lock.

3. Fitur Touch atau Face ID

Pengguna iPhone dapat menggunakan fitur Touch atau Face ID untuk mengamankan WhatsApp.

Untuk mengaktifkannya, akses menu Settings > Account > Privacy > Screen Lock > pilih opsi Require Face ID atau Require Touch ID.

4. Atur fitur Auto Grup Addition

Fitur Auto Grup Addition akan membuat pengguna rentan mendapatkan link atau tergabung dalam grup WhatsApp yang berbahaya.

Karena itu, pengguna harus mengatur fitur tersebut agar tidak ada siapa pun yang dapat menambahkan pengguna tanpa izin. Untuk menonaktifkannya, akses menu Settings > Account > Privacy > Groups > pilih opsi Nobody atau pilih beberapa kontak yang pengguna percayai.

5. Cek riwayat masuk WhatsApp di web

Selain itu, pengguna juga harus secara teratur mengecek aktivitas atau riwayat masuk WhatsApp di perangkat yang pernah digunakan, salah satunya di website untuk melihat apakah ada aktivitas yang mencurigakan.

Untuk mengeceknya, pengguna dapat mengklik tombol tiga titik di bagian kanan atas > pilih menu WhatsApp web.

Ilustrasi WhatsApp di sebuah ponsel dan laptop. [Shutterstock]
Ilustrasi WhatsApp di sebuah ponsel dan laptop. [Shutterstock]

Dari sana, pengguna dapat melihat daftar riwayat masuk pengguna. Jika pengguna merasa itu pernah mengakses WhatsApp di tempat umum atau perangkat orang lain, pastikan untuk menekan opsi Log-out.

6. Waspadai tautan mencurigakan

Tautan atau link mencurigakan yang dikirim oleh kontak yang belum tepercaya dengan keterangan "Forwarded" atau pesan yang diteruskan juga patut diwaspadai.

Jika pengguna asal mengklik tautan tersebut, itu akan rentan terhadap smishing atau semacam phising yang bisa mencuri data pribadi pengguna.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI