Google: Makin Marak, Email Terkait Covid-19 Tapi Isinya Jebakan

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 23 April 2020 | 21:50 WIB
Google: Makin Marak, Email Terkait Covid-19 Tapi Isinya Jebakan
Ilustrasi malware di perangkat Android. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sistem keamanan Google telah mendeteksi berbagai jenis penipuan baru yang menjadi tren serangan siber selama pandemi virus corona baru Covid-19, salah satunya email phising untuk mengecoh pengguna supaya mengklik link dalam email.

Email tersebut mengaku dari lembaga amal dan LSM yang sedang berjuang melawan Covid-19, seakan-akan dikirim oleh administrator untuk para pegawai yang bekerja dari rumah atau bahkan berupa pemberitahuan palsu dari penyedia layanan kesehatan.

"Kami melihat kategori terbesar adalah impersonate. Jadi, phising atau malware yang berpura-pura berasal dari agen kesehatan atau dari pemerintah atau entah bagaimana terkait dengan masker, peralatan medis, hand santizer, produk-produk semacam itu," kata Senior Director for Account Security, Identity, and Abuse, Google, Mark Risher, dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Kamis (23/4/2020).

Lebih lanjut, Mark mengatakan serangan siber yang terjadi jauh lebih personal. Para pelaku kejahatan siber akan meneliti sehingga email tidak hanya berisi pesan umum, tapi mereka akan mengetahui di mana targetnya tinggal atau bekerja, dan mereka memasukkan sejumlah detail yang membuat pesan lebih meyakinkan.

Baca Juga: Duh, Pemerintah Indonesia Sulit Dapat Reagen Untuk Tes Corona Covid-19

Sistem Google menemukan banyak situs yang dipenuhi malware, yang berpura-pura menjadi halaman login akun media sosial populer, lembaga kesehatan, dan bahkan menyerupai halaman resmi peta penyebaran virus corona dari Johns Hopkins University.

Selama beberapa pekan terakhir, Google juga menemukan sekitar 18 juta malware dan upaya phising serta lebih dari 240 juta pesan spam terkait Covid-19 di seluruh dunia setiap harinya.

Untuk melindungi pengguna dari risiko ini, Mark mengatakan Google telah membangun sistem proteksi keamanan ke berbagai produknya yang otomatis mengidentifikasi dan menghentikan ancaman jauh lebih dini.

"Model machine learning kami telah mendeteksi dan memblokir lebih dari 99,9 persen spam, phising dan malware, sementara lapisan pengamanan lainnya akan memperingatkan Anda jika hendak masuk situs yang mencurigakan memindai aplikasi Google Play sebelum Anda mendownloadnya, dan lain-lain," tutup Mark. [Antara]

Baca Juga: Mirip Zoom, Google Meet Kini Bisa Tampung 16 Orang dalam 1 Layar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI