Berdasarkan data yang dikumpulkan Forster, itu mengasumsikan tingkat mutasi yang konstan dan perkiraan waktu penyebaran bisa saja salah.
Sementara itu, dilansir laman Newsweek, Forster mengatakan bahwa kemungkinan Covid-19 bukan berasal dari Wuhan. Pasalnya, sampai 17 Januari lalu hampir semua pasien memiliki tipe B. Di Guangdong, tujuh dari sebelas pasien memiliki tipe A.
Kasus virus Corona ini pertama kali diketahui pada 17 November. Menurut laporan di South China Morning Post, data pemerintah menunjukkan seseorang berusia 55 tahun dari Hubei menjadi orang pertama yang terdeteksi.
Selain itu, publik menyebut bahwa pasar makanan laut di Wuhan menjadi tempat pertama kali tersebarnya virus. Namun ketika ditelusuri, dalam penelitian yang dipublikasikan di Lancet menunjukkan, beberapa orang pertama yang terinfeksi virus tidak memiliki kontak langsung dengan pasar.
Baca Juga: Belva Devara Mundur dari Stafsus Presiden, Warganet Negara +62 Heboh
Di sisi lain, virus Covid-19 yang berasal dari kelelawar telah ditemukan berbagi 96 persen gen identik, dengan virus Corona yang diisolasi oleh para ilmuwan China dari kotoran kelelawar di Provinsi barat daya Yunnan pada tahun 2013. Tetapi ada ratusan mutasi antara virus Corona Covid-19 dan virus Corona yang ada di Wuhan karena virus tersebut biasanya bermutasi sebulan sekali.
Karena itu, beberapa ilmuwan menduga virus mungkin telah menyebar secara diam-diam pada hewan inang dan manusia selama bertahun-tahun sebelum secara bertahap berkembang.
Forster menyebutkan bahwa diperlukan penelitian kembali untuk mengidentifikasi sumber asli virus. Penelitian mengenai jaringan milik Forster dan rekannya telah dipublikasikan di PNAS pada 8 April lalu.