Suara.com - Sebelum virus corona melanda Indonesia, Samsung sempat memperkenalkan ponsel terbaru mereka di kelas entry level, melalui Samsung Galaxy A01.
Pihak Samsung menyebut, ponsel ini merupakan pengganti seri J2 Prime yang sudah tidak diproduksi lagi. Meski begitu, ponsel berbanderol Rp 1,499 juta ini beberapa perbedaan dibandingkan pendahulunya itu.
Untuk mengetahui perbedaan dan pengalaman menggunakan ponsel ini, Suara.com berkesempatan untuk berkenalan dengan Samsung Galaxy A01 selama beberapa pekan. Berikut ulasannya.
Desain dan Layar
Baca Juga: Kreatif! Kumpulan Desain Lucu Lawan Covid-19 ala Warganet
Samsung Galaxy A01 dikemas dalam bodi plastik berdimensi 146,2 x 70,9 x 8,3 mm, lebih ramping ketimbang Galaxy J2 Prime yang berukuran 144,8 x 72,1 x 8,9 mm.
Bodi ponsel ini menampung layar dengan panel PLS TFT LCD seluas 5,7 inci beresolusi HD+ dengan rasio aspek 19:9. Artinya, 75,1 persen bagian depan ponsel dihabiskan untuk layar.
Memang, bezel ponsel ini cukup tebal ketimbang ponsel Rp 1 jutaan yang ada di pasaran saat ini. Namun jika dibandingkan dengan J2 Prime yang hanya punya layar 5 inci saja, ponsel ini lebih proporsional.
Layar sendiri mengadopsi desain Infinity-V Display pada Galaxy A01, sebutan untuk motif poni alias notch yang menempel di bagian atas layar.
Beralih ke bagian belakang, ponsel ini tampil dengan balutan warna hitam polos tanpa diberikan efek kinclong atau glossy layaknya kebanyakan ponsel kekinian. Meski begitu, tetap saja meninggalkan jejak jari di bodi ketika ponsel lepas dari genggaman.
Baca Juga: Ditemukan! Kerangka Korban Pemenggalan Ritual Zaman Kuno
Di pojok kiri bawah terdapat dua garis vertikal berlubang untuk speaker. Sementara di bagian paling bawah, hanya ada colokan microUSB.
Bergeser ke bagian atas, terdapat lubang jack audio 3,5 mm. Lagi-lagi, penempatan lubang untuk earphone ini terasa janggal karena pengguna harus menjepit kabel earphone di belakang bodi jika memegang ponsel secara vertikal agar tidak menghalangi pandangan. Sementara kedua sisi ponsel dipakai untuk tombol power, volume, dan slot dual kartu SIM+MicroSD.
Performa
Di atas kertas, spesifikasi Samsung Galaxy A01 ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 439 berukuran 12 nm. Chipset ini diisi dengan CPU octa-core 4x1,95 GHz Cortex-A53 dan 4x1,45 GHz Cortex A53 dan kartu grafis Adreno 505.
Chipset tersebut lantas dikawinkan dengan RAM sebesar 2 GB dan memori internal 16 GB, bagasi data yang lebih luas ketimbang J2 Prime yang hanya dibekali RAM 1,5 GB dan penyimpanan bawaan 8 GB.
Untuk kelas pemula, kapasitas memori seperti itu rasanya masih memadai. Namun bagi pengguna yang ingin lebih banyak mengunduh aplikasi, sepertinya Anda harus mencari ponsel lain.
Pasalnya, Samsung Galaxy A01 tidak bisa memfasilitasi aplikasi-aplikasi dengan ukuran yang besar atau memerlukan kualitas grafis. Makanya, ponsel ini tak sanggup menjalankan game berat macam Call of Duty: Online. Beruntung, Free Fire masih bisa dijalankan kendati dalam pengaturan grafis standar.
Satu hal yang disayangkan, Samsung Galaxy A01 tidak memiliki pemindai sidik jari, fingerprint sensor, baik secara fisik di belakang, maupun ditanamkan di layar.
Artinya, ponsel ini masih menggunakan kunci manual berupa geser ke atas atau swipe up, kunci pola, PIN dan kata kunci. Namun, Samsung mengganti kekurangan tersebut dengan fitur pengenalan wajah atau facial recognition.
Meski pun berada di kelas entry level, Samsung sudah memberikan Galaxy A01 sistem operasi terkini Android 10 yang berjalan dengan tampilan antarmuka One UI 2.
Dengan tampilan antarmuka ini, pengguna bisa menyapukan jari dari atas layar ke bawah, untuk membuka "laci", drawer, berisi pintasan untuk fitur yang sering dipakai sehari-hari, seperti pengaturan kecerahan, Wi-Fi, mobile data, mode dering atau diam, mode pesawat terbang, Bluetooth dan untuk mengaktifkan lokasi.
Kamera
Bicara fotografi, Samsung Galaxy A01 hadir dengan sepasang kamera belakang dengan komposisi kamera utama 13 MP (f/2,2) dan lensa bokeh 2 MP (f/2,4). Sedangkan kamera depannya berkekuatan 5 MP (f/2,4).
Baik kamera depan maupun belakang, hasilnya cukup baik asalkan pemotretan dilakukan pada siang hari atau dalam kondisi pencahayaan yang cukup. Namun kala memotret di malam hari atau dalam suasana gelap, hasil foto menjadi kabur dan mulai dipenuhi noise.
Seandainya ingin merekam video, disarankan untuk memakai alat bantu karena kamera ponsel ini rentan terhadap guncangan.
Tapi lagi-lagi, jika Samsung menyiapkan ponsel ini sebagai penerus J2 Prime, maka cocok karena kualitasnya memang jauh lebih baik.
Baterai
Samsung membenamkan kapasitas 3.000 mAh, lebih besar ketimbang J2 Prime yang hanya berkapasitas 2.600 mAh.
Sayangnya, ponsel ini belum dilengkapi fitur pengisian daya cepat atau fast charging. Colokannya juga masih jadul karena menggunakan MicroUSB, bukan USB Type-C layaknya kebanyakan ponsel di pasaran saat ini.
Jika ingin mengisi baterai hingga penuh, siapkan waktu sekitar 2,5 jam. Jadi, pastikan pengguna membawa powerbank seandainya ingin menggunakan ponsel dalam waktu lama.
Kesimpulan
Jika dibandingkan dengan ponsel saat ini yang melenggang di kisaran Rp 1 jutaan, cukup jelas bahwa Samsung Galaxy A01 punya segudang kekurangan, mulai dari kualitas kamera, minim fitur keamanan, hingga kapasitas baterai yang kurang memadai.
Apabila pengguna merupakan loyalis J2 Prime yang telah disuntik mati, maka Samsung Galaxy A01 layak dianggap sebagai suksesor ponsel tersebut.