Suara.com - Kerangka ditemukan dalam posisi berlutut, diyakini para ahli adalah posisi terakhir dari warga yang telah lama meninggal.
Para arkeolog menemukan tulang-tulang itu di situs penggalian Chaizhuang di Provinsi Henan pusat, dikutip laman Metro.co.uk dari media setempat Xinhuanet. Mereka percaya, itu berasal dari Dinasti Shang yang memerintah China dari 1600 SM hingga 1046 SM.
Situs arkeologi ini tidak hanya berasal dari periode waktu itu, tetapi tulisan China kuno melaporkan bahwa metode pembunuhan ini mungkin telah terjadi pada masa itu.
Praktik Dinasti Shang adalah mengubur orang yang dikorbankan dalam posisi tegak, yang akan menjelaskan mengapa jasad ini ditemukan berlutut. Para ilmuwan menemukan korban di dalam lubang pengorbanan di situs.
Baca Juga: WHO Ingatkan Dampak Terburuk Covid-19 Belum Muncul
Liang Fawei, kepala proyek penggalian situs Chaizhuang, mengatakan kepada media setempat bahwa studi tentang kerangka yang ditemukan di tempat lain di China telah menunjukkan prasasti yang diukir menjadi tulang.
'Mesin terbang' ini telah ditemukan pada tulang binatang, kulit kura-kura dan bahkan tulang manusia. Mereka adalah beberapa karakter tertulis kuno yang diketahui sepenuhnya dikembangkan di China kuno.
Liang mengatakan, menurut temuan lain ini, budaya pengorbanan berlaku di Dinasti Shang dan mesin terbang seperti "Dia," "Shi," "Tan" dan "Kan" digunakan untuk menggambarkan kegiatan pengorbanan dari berbagai ritual. Di antara mereka, kata "Kan" menggambarkan cara mempersembahkan korban manusia atau ternak di lubang.
Temuan terbaru ini tampaknya menambah lebih banyak bukti untuk mendukung praktik suram yang dilakukan berabad-abad lalu di China kuno.
Baca Juga: Pabrik di Tangerang Masih Dibuka, Oppo: Kalau Tutup, Sulit Kami Bertahan