Suara.com - Seorang remaja berusia 17 tahun, bernama Avi Schiffmann asal Washington, Amerika Serikat, berhasil membuat salah satu situs web persebaran virus Corona (Covid-19) terlengkap di dunia.
Remaja yang masih duduk di sekolah menengah itu merilis situs webnya pada Desember 2019. Situs yang sangat sederhana ini mengambil data dari sumber tepercaya seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dan otoritas kesehatan regional.
Situs yang dapat diakses dengan alamat https://ncov2019.live/data ini menampilkan jumlah orang yang terinfeksi virus di berbagai negara, jumlah kematian, dan jumlah orang yang sembuh.
Situs tersebut akan memperbarui data setiap 10 menit dan tidak menampilkan iklan sama sekali. Tak hanya itu, Schiffmann juga menampilkan data yang diberi kode warna sehingga mudah dipahami.
Baca Juga: Pakai Topeng Aneh saat Keluar Rumah, Aksi Nyeleneh Ibu Ini Bikin Ngakak
"Saya pikir itu akan keren jika ada situs web yang menghimpun semua informasi dari semua jenis sumber. Saya ingin membuat sesuatu yang menunjukkan data seakurat mungkin karena ada banyak informasi yang salah," ucap Schiffmann, seperti dilansir laman Metro, Selasa (21/4/2020).
Remaja yang tinggal bersama ibunya di Pulau Mercer itu terus memperbarui situsnya dan meminta umpan balik pengguna untuk menemukan bug dan masalah sistem lainnya.
Lewat Twitternya @AviSchiffmann, ia sempat mencuit tentang perbaikan bug yang ditemukan.
"Situs sudah berfungsi, setelah begadang selama lebih dari 30 jam berturut-turut mencoba untuk memperbaiki bug yang paling rumit. Server telah sepenuhnya dirubah untuk mencegah hal ini terjadi lagi. Beri tahu saya jika ada masalah atau bug yang Anda temukan, saya minta maaf ini terjadi dan saya menghargai semua orang yang tetap mengakses situs saya," cuitnya dalam sebuah utas pada 20 April.
Schiffmann belajar membuat kode sendiri melalui video YouTube dan saat ini ia menghabiskan enam jam sehari untuk memperbarui situsnya. Laman yang dibuatnya telah menjadi salah satu situs pelacakan virus Corona yang paling banyak dilihat di dunia. Hal itu membuat PBB tertarik padanya.
Baca Juga: Kontroversial! Lima Game Populer Ini Mengandung Unsur Rasisme
"Mereka tertarik pada saya menjadi duta pemuda untuk teknologi. Ini sangat keren," ungkap Schiffmann kepada The Times.
Situs website yang dibuat Schiffmann bukan satu-satunya yang melacak data publik mengenai Covid-19, tetapi situs tersebut memiliki tampilan yang sederhana dan akurasi yang tepat.