Google dan Facebook Dipaksa Bayar Konten Berita dari Australia

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 20 April 2020 | 13:31 WIB
Google dan Facebook Dipaksa Bayar Konten Berita dari Australia
Logo Google. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Platform digital global Google dan Facebook akan dipaksa membayar konten berita di Australia. Hal ini dilakukkan pemerintah setempat karena merosotnya pendapatan iklan akibat virus corona (Covid-19).

Anggota Parlemen Australia, Josh Frydenberg mengatakan, Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC), akan merilis rancangan inisiatif pada akhir Juli mendatang. Nantinya, Google dan Facebook diwajibkan membayar kompensasi untuk konten jurnalistik yang diambil dari media lokal setempat.

Frydenberg mengatakan, dia percaya bahwa Australia bisa berhasil meskipun negara-negara lain, termasuk Perancis dan Spanyol, telah gagal membuat Google dan Facebook membayar.

"Kami sangat sadar akan tantangan dan kompleksitas dengan mewajibkan ketentuan ini. Banyak negara lain telah mencobanya namun tidak berhasil. Kami pikir kami bisa menjadi yang terdepan di dunia," kata Frydenberg kepada Australian Broadcasting Corp, dilansir laman Abcnews.go.com, Senin (20/4/2020).

Baca Juga: Pengalaman Menjajal CloudX, Aplikasi Video Conference Pesaing Zoom

Australian Competition and Consumer Commission (ACCC) telah berusaha untuk menegosiasikan inisiatif tersebut. Nantinya, perusahaan raksasa global tersebut akan setuju membayar media setempat untuk konten mereka.

"Masih ada pihak yang tidak menyetujui ketentuan pembayaran konten ini," kata Frydenberg.

Meskipun begitu, Google dan Facebook mengatakan bahwa mereka telah berdiskusi dengan ACCC untuk rumusan inisiatif pada November lalu.

“Kami kecewa dengan pengumuman pemerintah, terutama karena kami telah bekerja keras untuk memenuhi tenggat waktu yang disepakati,” ujar Direktur Pelaksana Facebook untuk Australia dan Selandia Baru Will Easton mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Covid-19 telah memengaruhi setiap bisnis dan industri di seluruh negeri, termasuk penerbit, itulah sebabnya kami mengumumkan investasi global baru untuk mendukung asosiasi penerbitan berita, pada saat pendapatan iklan menurun," tambahnya.

Baca Juga: 6 Website Resmi Cek Persebaran Virus Corona di Pulau Jawa

Seperti diketahui, Facebook telah menanam investasi 100 juta dolar AS dalam industri berita yang diumumkan pada Maret lalu.

Sementara itu, Google telah terlibat dengan lebih dari 25 penerbit Australia untuk memberikan pemasukan kepada mereka tentang aturan kerja sama tersebut.

Logo Facebook. [AFP]
Logo Facebook. [AFP]

"Kami telah berupaya untuk bekerja secara konstruktif dengan industri, ACCC dan pemerintah untuk mengembangkan inisiatif, dan kami akan terus melakukannya dalam proses revisi yang ditetapkan oleh pemerintah hari ini," kata pernyataan Google.

Frydenberg mengatakan, Google menjaring 47 persen dari pengeluaran iklan online tidak termasuk iklan baris di Australia, dan Facebook mengklaim 24 persen.

Perusahaan-perusahaan media telah berhenti mencetak lusinan surat kabar besar di seluruh Australia, sebagai akibat pandemi Covid-19 yang telah menyebabkan berhentinya pemasukan dari pengiklan .

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI