6 Fakta June Almeida, Sang Penemu Virus Corona

Senin, 20 April 2020 | 08:00 WIB
6 Fakta June Almeida, Sang Penemu Virus Corona
Penemu Virus Corona, June Almeida. [Twitter/@Stemettes]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Virus Corona Pertama Kali Ditemukan

Bersama dr Tyrrell, June meneliti satu sampel khusus yang dikenal dengan B814 yang diambil pada 1960 dari pencucian hidung murid sekolah asrama dari kawasan Surrey.

Dilansir laman BBC, Tim medis Rumah Sakit Bartholomew menemukan gejala flu biasa dapat ditularkan ke sukarelawan mereka. Namun, itu tidak bisa tumbuh dalam kultur sel rutin. Dari hipotesa dr. Tyrrell, sampel virus ini harus diperiksa di bawah mikroskop elektron.

Setelah dikirimi sampel, June dapat melihat partikel virus di dalam spesimen, yang ia gambarkan mirip dengan virus influenza, namun dengan beberapa perbedaan.

Baca Juga: Ajarkan Berbagi Lokasi di WhatsApp ke Ibunya Ini Malah Bikin Ngakak

Novel Coronavirus (nCoV) alias virus corona yang sedang mewabah di China. (Shutterstock)
Novel Coronavirus (nCoV) alias virus corona yang sedang mewabah di China. (Shutterstock)

Pada titik inilah June mengidentifikasi apa yang saat ini dikenal sebagai virus corona. Virus ini dinamai corona karena bentuk virus yang memiliki mahkota, yang dalam bahasa Latin disebut 'corona'.

Berhasil Mendeteksi Virus Corona

Setelah melakukan serangkaian penelitian bersama dr. Tyrrell, June menyadari bahwa dia dapat menggunakan antibodi yang diambil dari orang yang sebelumnya terinfeksi untuk menentukan positif atau tidaknya seseorang terinfeksi virus corona.

Pasalnya, antibodi tertarik pada antigen. Jadi, ketika June menyuntikkan partikel-partikel kecil yang dilapisi antibodi, partikel-partikel tersebut akan berkumpul di sekitar virus untuk mengikat mereka.

Menariknya, June dilaporkan telah melihat partikel-partikel seperti itu sebelumnya dalam pekerjaannya mencari hepatitis tikus dan bronkitis ayam yang menular.

Baca Juga: Sempat Disebut Aman, Israel Catatkan Lebih dari 133 Ribu Kasus Covid-19

Namun ketika diimplementasikan kepada manusia, teknik ini juga memungkinkan dokter untuk menggunakan mikroskop elektron sebagai cara untuk mendiagnosis infeksi virus pada pasien.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI