Suara.com - Peneliti yang juga dosen Teknik Biomedika Institut Teknologi Bandung (ITB) Isa Anshori mengatakan alat tes cepat Covid-19 berbentuk micro-chip buatan Indonesia yang saat ini sedang dikembangkan akan mampu mendeteksi Covid-19 dalam waktu kurang dari satu jam
"Untuk proses deteksi dari pengambilan sampel hingga keluarnya data respon dari SPR (resonansi plasmon permukaan) reader, kami perkirakan bisa dalam waktu kurang dari 1 jam," kata Isa kepada Antara di Jakarta, Sabtu (18/4/2020).
Alat tes diagnostik cepat (rapid diagnostic test/RDT) yang dikembangkan tim dari ITB dan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung itu berbasis teknik resonansi plasmon permukaan atau surface plasmon resonance (SPR) yang akan fokus untuk mendeteksi antigen, yaitu virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19.
Oleh karenanya, metode ini dapat digunakan untuk deteksi dini (early detection) pada periode awal infeksi berlangsung.
Baca Juga: Tes Corona Covid-19 dengan Rapid Tes Bisa Keliru, Ternyata Ini Penyebabnya
Pengerjaan atau fabrikasi RDT micro-chip untuk deteksi COVID-19 dilakukan oleh tim ITB - Unpad untuk membantu Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19), suatu satuan tugas yang diinisiasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
BPPT membantu dalam hal akses ke sampel yang dibutuhkan selama tahap pengembangan dan akses ke fasilitas lab atau rumah sakit tempat pengujian swab nantinya.
Metode pada RDT micro-chip yang dikembangkan ITB-Unpad berbeda dengan RDT IgG IgM yang juga sedang dikembangkan oleh TFRIC19 untuk deteksi Covid-19.
Pada metode RDT IgG IgM yang dideteksi adalah antibodi Immunoglobulin G (IgG) dan Immunoglobulin M (IgM) yang terbentuk sebagai respon tubuh penderita terhadap virus. Antibodi ini baru muncul setelah tujuh hari, sehingga metode tersebut masuk pada kategori late detection.
Baca Juga: Tes Cepat COVID-19 dengan Sistem Drive Thru di Depok