Suara.com - Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia menganalisis pergerakan masyarakat di Jakarta menggunakan data Facebook Disease Prevention Map.
Facebook Disease Prevention Map merupakan data agregasi yang didapatkan dari orang-orang yang mengaktifkan fitur lokasi di akun Facebooknya. Melalui data ini, tim Analisis Data COVID-19 CSIS bisa menganalisis penyebaran pergerakan orang-orang di Jakarta dalam waktu tertentu.
Dalam data terbatas, sebanyak 800 pengguna Facebook di Jakarta bergerak pada radius hingga 500 km pada 2 April. Sedangkan pada 3 April, jumlah mobilitas pengguna Facebook di Jakarta mengalami penurunan 50 persen.
Di atas radius 500 km, pergerakan massa tidak begitu banyak tetapi ada beberapa titik yang cukup signifikan seperti di radius kurang lebih 600 km, 900 km, dan 1.400-1.500 km. Sedangkan di bawah radius 500 km, sebagian besar masyarakat di Jakarta masih bergerak dalam radius sekitar 40-60 km.
Baca Juga: Peneliti akan Melatih Anjing untuk Mendeteksi Pasien Corona Covid-19
Dengan kalkulasi sederhana, CSIS membuat dugaan wilayah bepergian masyarakat di Jakarta. Pada jarak 40-60 km diasumsikan orang-orang yang melakukan perjalanan di Jabodetabek untuk bekerja atau mengunjungi kerabat.
Ini menunjukkan kecenderungan aktivitas masyarakat yang masih cukup mobile hingga awal April, meskipun kebijakan PSBB telah diteken sejak 31 Maret. Jarak pada perjalanan sejauh ini memungkinkan transmisi virus sulit terdeteksi dari satu tempat ke tempat lain di Jabodetabek.
Sementara itu, jarak hingga 500 km menunjukkan pergerakan masyarakat yang menuju kota-kota atau kabupaten di Pulau Jawa. Misalnya, taksiran jarak Jakarta - Bandung sejauh 150 km, Cilacap 380 km, hingga Semarang 450 km, serta terjauh Yogyakarta 560 km.
Sedangkan persebaran masyarakat dengan radius 800-900 km dari Jakarta akan mencakup wilayah Jember, Malang, dan Surabaya. Di sisi lain, radius 500 km ke arah Barat akan mencakup Palembang dan Padang serta Bukittinggi berada dalam radius 1.300-1.400 km.
Data-data ini menunjukkan keterkaitannya pada pemberitaan mengenai gelombang arus mudik di Sumatera dan Jawa. Tanpa menunggu Lebaran, banyak masyarakat di Jakarta yang memanfaatkan waktu libur yang ditetapkan pemerintah untuk pulang ke kampung halaman.
Baca Juga: MUI Imbau Masyarakat Salat Tarawih di Rumah
Menurut Noory Okthariza, peneliti sekaligus anggota Tim Analisis Data Covid-19 CSIS Indonesia dalam penelitian yang dipublikasikan pada 9 April 2020, menyebut jika tidak ada langkah preventif yang konkret dari pemerintah, angka pergerakan ini dapat semakin meninggi dalam beberapa hari ke depan, di mana puncak terjadi menjelang bulan Ramadan dan Lebaran.