Ilmuwan Oxford: Vaksin Covid-19 Mungkin Siap Diproduksi September 2020

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 17 April 2020 | 18:46 WIB
Ilmuwan Oxford: Vaksin Covid-19 Mungkin Siap Diproduksi September 2020
Vaksin Covid-19 diperkirakan sudah tersedia pada September 2020. ( shutterstock )
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar vaksin dari Universitas Oxford, Inggris mengatakan bahwa vaksin Covid-19 mungkin sudah bisa diproduksi massal pada sekitar musim gugur 2020 atau sekitar September mendatang.

Sarah Gilbert, pakar vaksinologi dari Oxford mengatakan bahwa pihaknya telah mengembangkan kandidat vaksin Covid-19 yang akan diberikan ke 500 sukarelawan pada pertengahan Mei mendatang.

Orang dewasa berusia antara 15-55 tahun sudah direkrut sebagai sukarelawan dalam uji coba fase awal dan tengah. Uji coba lanjutan akan digelar dan melibatkan orang berusia lebih tua, sebelum fase 3 digelar dengan melibatkan 5000 sukarelawan.

"Skenario terbaik adalah pada musim gugur 2020, kami sudah memiliki hasil uji coba fase 3 dan kemampuan untuk memproduksi vaksin dalam jumlah besar. Tetapi kerangka waktu ini sangat ambisius dan masih bisa berubah," kata Gilbert kepada jurnal ilmiah Lancet seperti dilansir Bloomberg, Jumat (17/4/2020).

Baca Juga: Harapan Baru, China Siap Uji Coba 2 Kandidat Vaksin Covid-19 Pada Manusia

Dalam upaya membuat vaksin Covid-19, Gilbert dan timnya telah menerima hibah senilai 2,2 juta pound sterling atau sekitar Rp 42,7 miliar dari Institut Nasional untuk Riset Kesehatan Inggris serta Badan Riset dan Inovasi Inggris pada Maret lalu.

Kandidat vaksin yang dikembangkan Gilbert dkk adalah salah satu yang paling cepat masuk ke fase uji klinis. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengatakan saat ini sudah ada 70 calon vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan di seluruh dunia.

Selain vaksin pada peneliti Oxford, ada tiga vaksin lain yang sudah diuji kemanusia. Ketiga vaksin itu adalah milik CanSino Biological Inc./Beijing Institute of Biotechnology; Inovio Pharmaceuticals Inc.; dan Moderna Inc./National Institute of Allergy and Infectious Diseases.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI