Proyek Baru, NASA Bakal Jadikan Kawah Bulan Sebagai Teleskop Radio

Jum'at, 17 April 2020 | 14:05 WIB
Proyek Baru, NASA Bakal Jadikan Kawah Bulan Sebagai Teleskop Radio
Ilustrasi bintang dan planet-planet di luar angkasa [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - NASA mengumumkan proyek-proyek luar angkasa baru yang akan datang. Salah satunya adalah rencana memasang teleskop radio sebesar 1 km di dalam kawah Bulan.

Disebut sebagai Lunar Crater Radio Telescope (LCRT), teleskop ini mampu mengukur panjang gelombang dan frekuensi yang tidak bisa dideteksi dari Bumi karena terhalang ionosfer atau kebisingan radio lainnya. Dan jika rencana LCRT ini menjadi kenyataan, bakal menjadi teleskop radio terbesar di tata surya.

Penampakan teleskop LCRT kurang lebih seperti ini, memanfaatkan crater atau kawah Bulan [Science Alert/Saptarshi Bandyopadhyay].
Penampakan teleskop LCRT kurang lebih seperti ini, memanfaatkan crater atau kawah Bulan [Science Alert/Saptarshi Bandyopadhyay].

"Proyek LCRT memungkinkan penemuan ilmiah yang luar biasa di bidang kosmologi dengan mengamati alam semesta awal pada pita panjang gelombang 10-50 m yang belum pernah dieksplorasi oleh manusia hingga saat ini," ucap Saptarshi Bandyopadhyay, teknolog robotika dari NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL).

Rencananya, penjelajah Bulan akan menarik kawat berdiameter sekitar 1 km ke dalam kawah Bulan yang memiliki diameter mencapai 5 km. Teleskop radio ini dapat beroperasi otomatis tanpa operator manusia.

Baca Juga: Penerimaan Pajak Penghasilan Tergerus Derasnya Gelombang PHK

Dilansir dari Science Alert, LCRT masih dalam tahap perencanaan awal dan belum jelas kawah Bulan mana yang akan digunakan untuk proyek ini.

Sebelumnya, Bumi juga telah memiliki teleskop radio terbesar yang dikenal sebagai Five-hundred metre Aperture Spherical Telescope (FAST). FAST ini telah berjasa dalam mengambil ledakan radio misterius atau FRB di luar angkasa dalam. Dan LCRT akan memiliki potensi jauh lebih kuat dari FAST dalam mengambil lebih banyak fenomena luar angkasa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI