Suara.com - Para pakar fisika di laboratorium CERN Eropa, membuat ventilator dasar untuk pasien virus Corona (Covid-19) yang dapat beroperasi dengan baterai.
Para ahli di laboratorium yang berbasis di Jenewa, Swiss, itu mengatakan bahwa ventilator akan siap diuji di rumah sakit dalam beberapa minggu mendatang. Sebanyak 18 ribu pakar bergabung dan mengembangkan ide-ide untuk membantu rumah sakit di tengah pandemi ini.
"Kami ingin mengerahkan sumber daya dan kompetensi kami untuk berkontribusi dalam perang melawan pandemi Covid-19," ucap Fabiola Gianotti, direktur jenderal, seperti dikutip laman Science Alert, Rabu (15/4/2020).
CERN merupakan rumah bagi Large Hadron Collider (LHC), sebuah lab raksasa di sebuah terowongan yang membentang di perbatasan Perancis-Swiss. Fisikawan dan insiyur dari tim LHC sedang membuat HEV (High Energy physics community Ventilator).
Baca Juga: Uang Elektronik Syariah Pertama Hadir di Indonesia, Apa Saja Layanannya?
"Para tim ahli menyadari bahwa jenis sistem yang digunakan untuk mengatur aliras gas untuk detektor fisika partikel dapat digunakan untuk merancang ventilator baru," tulis CERN dalam siaran pers.
Desain HEV dapat digunakan untuk pasien yang terinfeksi virus atau dalam masa pemulihan. Menurut tim ilmuwan, ventilator ini pun murah dan bisa dijalankan dengan baterai, panel surya, atau generator darurat karena HEV dapat digunakan di tempat-tempat yang memiliki sumber daya terbatas atau catu daya yang tidak stabil.
Selain ventilator, CERN juga telah memproduksi gel sanitizer untuk pasukan polisi setempat yang berjaga dan menggunakan printer 3D untuk membuat masker dan perspex barriers. Saat ini, para ilmuwan tengah meneliti bagaimana kapasitas komputasi komunitas fisika partikel yang luas dapat digunakan untuk membantu menemukan vaksin Corona.