Negara Paling Aman di era Covid-19: Israel Paling Top, Indonesia Terjeblok

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 15 April 2020 | 10:59 WIB
Negara Paling Aman di era Covid-19: Israel Paling Top, Indonesia Terjeblok
Sejumlah petugas menyiapkan peralatan medis yang akan digunakan untuk Rumah Sakit Darurat penanganan COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Israel menjadi negara paling aman di tengah pandemi Covid-19 yang menyapu dunia, sementara Indonesia termasuk di deretan negara paling jeblok, demikian hasil studi sebuah perusahaan investasi yang fokus pada teknologi kesehatan asal Hong Kong.

Dalam studi yang dirilis Selasa (14/4/2020), Deep Knowledge Ventures (DKV) menunjukkan bahwa bahkan di Asia Pasifik, Indonesia berada di urutan terbawah daftar negara paling aman di tengah wabah Covid-19. Ranking Indonesia hanya berada di atas Filipina.

Di Asia Pasifik sendiri, Korea Selatan, Australia, dan China berada di urutan negara paling aman. Sementara di daftar paling tidak aman ada Banglades, lalu Indonesia, dan Filipina di urutan 20.

DKV dalam studinya mengevaluasi performa 150 negara di tengah krisis Covid-19. Dalam penilaiannya, DKV menggunakan lebih dari 70 kriteria dan data dari berbagai sumber, termasuk WHO.

Baca Juga: Jokowi Minta Guyuran Bantuan untuk UMKM Terdampak Covid-19 Dipercepat

Kepada Nikkei Asian Review pendiri dan salah satu bos DKV, Dmitry Kaminskiy, mengatakan bahwa bagaimana respons negara-negara terhadap Covid-19 akan turut menentukan kepercayaan para investor di masa depan.

"Negara-negara yang bisa memberikan perlindungan paling lama kepada warganya dan tetap berhasil menjaga kestabilan, maka mereka akan secara otomatis mengundang aktivitas finansial," kata Kaminsky.

Israel nomor satu

Israel masih menguasai urutan pertama di rangking DKV dengan poin 632,32 dari skala 0-700. Negara itu unggul karena ukurannya yang kecil, layanan kesehatan yang lengkap, penggunaan teknologi canggih, dan militer yang kuat.

Jerman naik ke urutan kedua dari sebelumnya di rangking 9, sementara Korsel melejit ke peringkat tiga dari posisi 10 di daftar sebelumnya. Di urutan empat ada Australia, kemudian China, Selandia Baru, Taiwan, Singapura, Jepang, dan Hong Kong.

Baca Juga: Duh, 530.000 Password Pengguna Zoom Dijual di Dark Web

DKV juga memasukkan kriteria seperti efisiensi dalam melakukan karantina (termasuk pembatasan perjalanan ke luar negeri); efisiensi manajemen pemerintah; kemampuan monitoring serta deteksi (mencakup soal jangkauan tes Covid-19); dan kesiapan perawatan kedaruratan yang menilai kepasitas rumah sakit di satu negara.

Israel, Jerman, dan Korsel berada di urutan teratas karena meski mereka menghadapi kasus Covid-19 yang cukup signifikan, mereka sukses dalam menahan penyebaran dan juga menekan angka kematian.

Sementara China memperoleh nilai tinggi karena mampu menggelar karantina dengan efisien (sama seperti Israel), terutama dengan populasi yang sangat gemuk, dan sukses menekan angka kematian dengan jumlah kasus mencapai lebih dari 82.000.

"Tetapi kami tak bisa benar-benar mempercayai data mereka," kata Kaminsky soal mengapa Tiongkok berada di urutan kelima.

Sementara negara lain seperti Taiwan dan Singapura memperoleh nilai tinggi karena kemampuan pemerintahnya dalam manajemen krisis.

Papan bawah: Indonesia

DKV juga merilis papan klasemen negara paling aman dalam krisis Covid-19 di kawasan Asia Pasifik. Indonesia di kawasan ini berada di urutan 19 dan hanya lebih baik dari Filipina yang duduk di peringkat 20.

Kaminsky mengatakan Banglades, Indonesia, dan Filipina mungkin akan menghadapi "dinamika yang cukup negatif" dalam beberapa pekan ke depan karena ketidakefisiensian manajemen pemerintah (khususnya di Filipina) dan kapasitas sistem kesehatan yang tak memadai (Indonesia).

Dalam rangking Asia Pasifik, Vietnam, Thailand, dan Malaysia duduk masing-masing di urutan 9, 10, dan 11. Bersama India, tiga tetangga Indonesia di Asia Tenggara itu masuk dalam kelompok papan tengah.

Di papan bawah ada Myanmar (13), Kamboja (14), Sri Lanka (15), Nepal (16), Laos (17), Banglades (18), Indonesia (19), dan Filipina (20).

India, menurut DKV, cukup bagus karena dengan sekitar 10.000 kasus masih bisa menekan angka kematian di angka 300. Meski demikian, kata para peneliti, masih menjadi misteri mengapa kasus Covid-19 di India belum parah, sementara sanitasi di negara tersebut terkenal buruk dan sumber dayanya terbatas.

Pada akhirnya Kaminsky mengatakan bahwa negara yang berhasil melindungi warganya di tengah pandemi Covid-19 ini akan memiliki keuntungan jangka panjang.

"Negara yang menunjukkan bahwa mereka tidak bisa melindungi warganya dari virus ini dan menyediakan kerangka kerja keselamatan jangka panjang - mereka tak bisa membuktikan bahwa stabil secara ekonomi," terang Kaminsky.

Covid-19, kata Kaminsky, bukan pandemi pertama dan tidak akan menjadi wabah yang terakhir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI