5 Teori Belum Bisa Pecahkan Misteri Suara Dentuman Akhir Pekan Kemarin

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 14 April 2020 | 15:45 WIB
5 Teori Belum Bisa Pecahkan Misteri Suara Dentuman Akhir Pekan Kemarin
Letusan Gunung Anak Krakatau disebut sebagai pemicu suara dentuman misterius pada Sabtu pagi (11/4/2020). Tetapi benarkah demikian?. (Dok: PVMBG)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Suara dentuman pada akhir pekan lalu yang didengar oleh penduduk di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, hingga Bekasi masih membuat publik penasaran karena hingga kini belum ada kepastian sumber dentuman tersebut.

Sejumlah pihak berusaha menjelaskan muasal suara dentuman yang terdengar pada Sabtu pagi (11/4/2020) itu, tetapi sejauh ini menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono belum satu pun dari penjelasan itu yang bisa memberikan jawaban pasti.

"Hingga saat ini belum ada satu pun pihak yang dapat mengungkap penyebab sumber bunyi dentuman tersebut disertai bukti-bukti ilmiahnya," beber Daryono di laman Facebook-nya, Selasa (14/4/2020).

Berikut adalah lima teori yang dikemukakan publik dan dirangkum Daryono, lengkap dengan kelemahan-kelemahannya:

Baca Juga: Sebelum di Jakarta, Dentuman Misterius Kerap Terdengar di Imogiri Bantul

1. Gempa tektonik

Gempa tektonik, jelas pakar Daryono, memang dapat mengeluarkan bunyi ledakan jika magnitudonya cukup signifikan dengan hiposenter sangat dangkal.

Tetapi, imbuh pakar kegempaan dari BMKG itu, suara ledakan yang timbul saat gempa biasanya hanya sekali saja saat terjadi deformasi batuan utama.

"Tidak seperti dentuman yang beruntun terus menerus seperti kemarin pagi," kata dia.

Daryono kemudian menanggapi mereka yang mengatakan bahwa suara dentuman akhir pekan kemarin sama dengan peristiwa dentuman gempa Bantul, Yogyakarta 2006.

Baca Juga: Misteri Dentuman saat Erupsi Anak Krakatau, Ini Kata LAPAN

"Dalam beberapa kasus, gempa Bantul memang menyebabkan timbulnya suara dentuman, tetapi bunyi dentumannya tidak terus menerus. Satu gempa menghasilkan satu detuman," jelas Daryono

Ia menambahkan bahwa Gempa Bantul mengeluarkan bunyi karena sumbernya dangkal dan dekat zona karst yang bawah permukaannya berongga sehingga dapat menjadi sumber bunyi jika ada pukulan gelombang seismik.

Selain itu, tekan Daryono, dentuman pada Sabtu lalu tidak tercatat oleh sensor gempa BMKG. Dengan kata lain, tidak ada gempa ketika itu. Berbeda dengan di Bantul yang ketika terjadi dentuman, sensor seismik juga mencatat adanya gempa.

"Berdasarkan fakta ini maka rangkaian suara dentuman Sabtu pagi lalu tidak berkaitan dengan aktivitas gempa tektonik," pungkas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI