Suara.com - Google telah melarang perangkat lunak konferensi video populer, Zoom, digunakan perangkat karyawannya. Sebagaimana lansiran laman BuzzFeed News, Minggu (12/4/2020), Zoom, pesaing aplikasi Meet Google tersebut telah mengalami lonjakan jumlah pengguna untuk bekerja dan bersosialisasi dari rumah, selama pandemi virus corona (Covid-19).
Pekan lalu, Google mengirim email kepada karyawan yang laptop kerjanya terinstal aplikasi Zoom telah mengalami "kerentanan keamanan". Perusahaan pencarian juga memperingatkan bahwa perangkat lunak konferensi video pada laptop karyawan akan berhenti digunakan mulai minggu ini.
"Kami telah lama memiliki kebijakan untuk tidak mengizinkan karyawan menggunakan aplikasi yang tidak disetujui untuk pekerjaan yang berada di luar jaringan perusahaan kami," kata Jose Castaneda, juru bicara Google.
Baru-baru ini, dia menambahkan bahwa tim keamanan Google memberi tahu karyawan yang menggunakan Zoom Desktop Client sudah tidak bisa digunakan lagi karena dianggap tidak memenuhi standar keamanan perusahaan untuk aplikasi yang digunakan oleh karyawan.
Baca Juga: Daftar Ponsel Oppo Dapat Pembaruan ColorOS 7 dan Begini Cara Ceknya
"Karyawan yang telah menggunakan Zoom untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan teman, dapat terus melakukannya melalui browser web atau melalui ponsel," ujarnya.
Berkantor pusat di San Jose, California, Zoom go public pada 2019 dan menjadikan CEO Eric Yuan sebagai miliarder. Layanan konferensi video perusahaan ditujukan pada perusahaan untuk menjalankan webinar dan rapat, tetapi sekarang digunakan oleh orang-orang yang mengalami karantina di seluruh dunia. Mulai untuk sesi olahraga, kelas pendidikan, dan banyak lagi. Hingga Maret ini saja, tercatatkan sebanyak 200 juta orang menggunakan Zoom setiap hari, dibandingkan dengan hanya 10 juta pada Desember lalu.
Tetapi pertumbuhan Zoom telah dirusak oleh kekhawatiran seputar keamanan dan privasi layanan. Bulan lalu, penyelidikan oleh Motherboard menunjukkan bahwa aplikasi Zoom untuk iPhone dan iPad mengirim data tentang perangkat pengguna ke Facebook, termasuk orang-orang yang tidak memiliki akun Facebook.
Zoom berhenti mengirim data ke Facebook hanya sehari kemudian, tetapi lebih banyak masalah muncul segera setelah itu.
Seorang mantan peretas NSA menemukan masalah keamanan Zoom, yang dapat memungkinkan aktor jahat mengontrol mikrofon dan webcam pengguna dan mendapatkan kendali atas Apple iMacs.
Baca Juga: Ilmuwan Klaim Virus Corona Bisa Menular dari Jarak 4 Meter?
Intercept menunjukkan bahwa panggilan Zoom sebenarnya tidak dienkripsi dengan cara yang diklaim perusahaan. Pekan lalu, perusahaan mengatakan bahwa beberapa panggilan video "keliru" dialihkan melalui server di China.