Penelitian Baru: Infeksi COVID-19 pada Anak-anak Lebih Ringan dari Dewasa

Kamis, 09 April 2020 | 10:15 WIB
Penelitian Baru: Infeksi COVID-19 pada Anak-anak Lebih Ringan dari Dewasa
Ilustrasi kesehatan anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Laporan baru yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, menyebut infeksi virus Corona (COVID-19) pada anak-anak lebih ringan dibandingkan pada orang dewasa dan mungkin ditandai dengan gejala berbeda.

Dalam laporan yang diterbitkan pada 6 April menemukan bahwa lebih sedikit anak-anak yang terinfeksi COVID-19 dirawat di rumah sakit dan lebih sedikit yang mengalami gejala seperti demam, batuk, atau sesak napas.

Penemuan ini menegaskan penelitian sebelumnya dari China, yang menemukan kasus COVID-19 pediatrik tampak lebih ringan dan mungkin mengalami gejala yang berbeda.

Para ahli bekerja sama dengan CDC menganalisis data dari hampir 150.000 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi laboratorium dari semua 50 negara bagian dan empat wilayah Amerika Serikat yang dikumpulkan antara 12 Februari dan 2 April.

Baca Juga: Bekerja di Tengah Pandemi Corona, Kisah Pengemudi Ojol Ini Bikin Haru

Data tersebut mencakup informasi terbatas tentang gejala, kondisi yang mendasarinya, dan status rawat inap. Kurang dari 2 persen dari kasus ini ditemukan pada anak-anak. Dari anak-anak yang didiagnosis, kurang dari tiga perempat mengalami gejala dengan penyakit pernapasan.

Sebagai perbandingan, sembilan dari sepuluh orang dewasa di Amerika Serikat berusia antara 18 dan 64 tahun akan mengalami gejala seperti itu. Di antara anak-anak yang dirawat di rumah sakit, mayoritas memiliki setidaknya satu kondisi mendasar, paling umum penyakit paru-paru kronis, termasuk asma, penyakit kardiovaskular, dan imunosupresi.

Kasus infeksi tampak semakin buruk dengan bertambahnya usia, bahkan pada anak berusia belasan tahun. Dalam lebih dari 2.500 kasus COVID-19 yang dianalisis, sepertiga dari kasus tersebut terjadi pada anak-anak antara usia 15 dan 17 tahun, diikuti sebanyak 27 persen dari mereka yang terinfeksi antara usia 10 dan 14 tahun.

Meskipun anak-anak yang positif COVID-19 mungkin mengalami infeksi lebih ringan, rawat inap dan kematian masih terjadi.

Ilustrasi anak batuk, pilek dan demam. (Shutterstock)
Ilustrasi anak batuk, pilek dan demam. (Shutterstock)

"Jarak fisik dan perilaku pencegahan sehari-hari tetap penting untuk semua kelompok umur karena pasien dengan penyakit yang kurang serius dan mereka yang tanpa gejala cenderung memainkan peran penting dalam penularan penyakit," tulis CDC, seperti dikutip laman IFL Science, Kamis (9/4/2020).

Baca Juga: Meninggal Dunia, Aneka Topik Glenn Fredly Dominasi Trending Twitter

CDC menambahkan, penemuan ini menyoroti pentingnya strategi pengawasan di seluruh negara untuk memahami penyakit dan dampaknya terhadap kesehatan manusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI