Mungkinkah Manusia Hidup di Merkurius?

Rabu, 08 April 2020 | 11:00 WIB
Mungkinkah Manusia Hidup di Merkurius?
Ilustrasi Merkurius, planet terkecil dan yang paling dekat dengan Matahari di tata surya kita. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di antara planet yang ada di Tata Surya, Merkurius mungkin menjadi pilihan terakhir sebagai tempat yang bisa dihuni manusia selain di Bumi, mengingat Merkurius merupakan planet terdekat dengan Matahari.

Namun, para ilmuwan dari Planetary Science Institute (PSI) mengungkapkan studi terbaru yang menunjukkan bahwa Merkurius mungkin layak dihuni manusia.

Menurut mereka, sebagian wilayah di bagian permukaan Merkurius kemungkinan bisa atau pernah menjadi habitat bagi prebiotik atau mikroskopis sederhana.

Temuan menarik ini kemudian dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports pada Maret lalu. Studi ini sendiri berfokus pada medan Merkurius yang berkawah dan punya tonjolan, sebuah temuan yang pertama kali dilihat oleh flybys Mariner 10 pada 1974.

Baca Juga: WHO Kecam Wacana Ilmuwan Jadikan Afrika Tempat Uji Coba Vaksin COVID-19

Berawal dari temuan tersebut, para peneliti PSI membuka gagasan untuk meneliti bagaimana struktur permukaan planet bisa memiliki bentuk seperti itu. Dalam hasil riset tersebut, para peneliti berpendapat bahwa tonjolan pada permukaan Merkurius terjadi karena menghilangnya sejumlah besar volatil (elemen kimia dan senyawa dengan titik didih rendah) di kerak Merkurius.

Sedangkan medan yang dipelajari adalah antipodal, atau di sisi berlawanan langsung planet ini yang disebut dengan nama 'Caloris Basin'. Selanjutnya, analisis terbaru dari para peneliti juga didukung oleh gambar beresolusi tinggi yang diambil oleh pesawat ruang angkasa MESSENGER.

Ilustrasi bintang dan planet-planet di luar angkasa (Shutterstock).
Ilustrasi bintang dan planet-planet di luar angkasa (Shutterstock).

Menurut para peneliti, meskipun tidak semua bagian permukaan Merkurius layak dihuni, tetapi jika hanya ada sekali kondisi layak huni dalam kurun waktu sebentar, peninggalan kimia prebiotik atau kehidupan yang belum sempurna masih mungkin tersisa dan bisa hidup di planet tersebut.

Selain itu, diketahui juga es dan air masih dtemukan di Merkurius hari ini di kawah kutub dalam yang selalu dalam bayangan permanen yang membuatnya jauh lebih dingin karena tidak ada atmosfer untuk mendistribusikan panas dari daerah yang diterangi Matahari. Jika ada air, makhluk hidup masih bisa bertahan.

"Jika hasil ini dikonfirmasi, ini dan area serupa lainnya yang kolaps pada Merkurius dapat menjadi pertimbangan penting bagi lokasi pendaratan di masa depan untuk menyelidiki asal-usul kerak planet yang kaya volatil dan, mungkin, bahkan potensi astrobiologisnya," terang peneliti dari PSI, Mark Sykes, seperti dikutip laman Gizmodo, Selasa (7/4/2020).

Baca Juga: Salah Ketik, Tulisan Lockdown Khas Indonesia Ini Bikin Ngakak

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI