Yuk, Ketahui 5 Pertanyaan Dipakai Jurnalis atau Pengecek Fakta Saat Membaca

Selasa, 07 April 2020 | 09:30 WIB
Yuk, Ketahui 5 Pertanyaan Dipakai Jurnalis atau Pengecek Fakta Saat Membaca
Ilustrasi hoaks. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sumber informasi semakin mudah diakses melalui internet, pengguna internet juga harus semakin kritis dan membekali diri dengan menyaring mana berita yang menyajikan fakta dan mana yang bias.

Dalam memperingati Hari Cek Fakta Internasional belum lama ini, Google telah merangkum lima pertanyaan yang biasa digunakan para jurnalis atau pengecek fakta saat membaca berita. Berikut lima pertanyaan tersebut:

1. Apakah beritanya memberikan sudut pandang berimbang?

Setiap cerita pasti memiliki dua sisi yang berbeda. Hal ini sangat penting jika ingin melaporkan suatu peristiwa secara faktual dan berimbang. Jika berita yang dibaca hanya melaporkan satu sisi saja, tanyakan dan cari tahu apakah ada hal lain dari topik ini yang belum diketahui dan temukan sumber lain yang memberitakanya secara berimbang.

Baca Juga: Belajar di Rumah, Tingkah Bocah-bocah di WhatsApp Grup Ini Bikin Gemas

2. Apakah media atau jurnalisnya menggunakan sudut pandang tertentu?

Setiap media memiliki berbagai cara untuk melaporkan suatu berita, bergantung pada target pembacanya. Disarankan untuk mengecek kembali apakah berita yang dibaca hanya ditujukan untuk pembaca tertentu, sehingga pembaca bisa mengetahui jurnalis yang menulis artikel tersebut hanya mengambil sudut pandang tertentu pula.

3. Adakah bukti yang mendukung klaim yang disebutkan dalam berita?

Peristiwa yang diberitakan langsung dan dikutip dalam artikel selalu lebih dapat diandalkan daripada rumor belaka. Sebuah berita yang mencantumkan tautan ke berbagai sumber, foto, dan video, menunjukkan bahwa ada bukti yang mendukung klaim tersebut. Jika bukti-buktinya kurang, ada baiknya pembaca melakukan riset sendiri.

Ilustrasi berita hoaks [Suara.com]
Ilustrasi berita hoaks [Suara.com]

4. Apakah yang disampaikan itu pendapat ahli atau sekadar opini?

Baca Juga: Pandemi Virus Corona, Ini yang Paling Banyak Dicari di Pencarian Google

Dalam sebuah berita, jurnalis akan meliput acara atau situasi yang menghadirkan berbagai narasumber. Para narasumber ini memiliki tingkat kompetensi yang bervariasi terhadap suatu topik tertentu.

Sebagai contoh, seorang dokter akan menghadirkan perspektif yang lebih profesional terhadap suatu penyakit, yang didasari oleh bukti-bukti ilmiah, dan pengalaman merawat banyak pasien yang menderita penyakit tersebut. Sementara itu, pasien dari penyakit yang sama akan memberikan perspektif yang lebih emosional dan berbasis opini. Kedua pendekatan ini tidak dapat dianggap setara dalam hal ilmu dan tidak dapat dipertukarkan.

5. Kenapa beritanya diterbitkan sekarang?

Berita umumnya jarang muncul secara tiba-tiba, sehingga kemungkinan ada cerita atau peristiwa yang lebih besar di balik munculnya suatu berita. Sebagai contoh, jika ada seorang politisi yang bersedia diwawancarai sebelum pemilu, kemungkinan besar itu untuk mengumpulkan dukungan saat kampanye. Memahami konteks yang lebih luas dapat membantu menempatkan berita ke dalam sebuah perspektif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI