Suara.com - Meski para ahli sudah menyanggah anggapan bahwa menara Base Transceiver Station (BTS) 5G adalah penyebab virus corona baru penyebab Covid-19, namun kenyataannya masih ada sebagian warga yang termakan hoaks tersebut.
Bahkan di negara maju sekelas Inggris pun, masih ada yang mempercayai hal tersebut. Menurut laporan Gizchina, dua menara BTS 5G di Birmingham dan Merseyside telah dibakar oleh warga setempat pada pekan lalu.
Muara hoaks ini berawal ketika dalam KTT Kesehatan di Arizona, Amerika Serikat, seorang dokter bernama Thomas Cowan menyebut bahwa di Afrika tidak ada BTS 5G, sehingga tidak ditemukan kasus Covid-19. Cowan sendiri kini sedang menjalani sanksi disiplin karena pendapat tak masuk akalnya itu.
Namun pada kenyataannya, pendapat tersebut bertolak belakang dengan data WHO yang menyebut virus corona sudah menyebar dan menginfeksi penduduk di sejumlah negara di benua tersebut.
Baca Juga: Kabar Baik, Korea Selatan Sebut Kasus Covid-19 Alami Penurunan Drastis
Sayangnya, teori tak masuk akal ini sangat populer di AS, Inggris, dan sebagian Eropa. Hal ini juga diperparah dengan pendapat para pesohor yang mengamini kabar palsu tersebut. Semakin populernya teori ini pada akhirnya memicu penghancuran dua menara BTS 5G di Inggris.
Menanggapi insiden ini, Asosiasi Komunikasi Seluler Inggris (UK Mobile) menyatakan bahwa rumor tersebut sudah dalam tahap mengkhawatirkan.
Sedangkan Departemen Media dan Olahraga Budaya Digital Inggris (DCMS) juga sudah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa sama sekali tidak ada bukti bahwa jaringan 5G bisa menularkan virus corona.
Sementara itu asosiasi praktisi kesehatan publik AS (APHA) menjelaskan bahwa Covid-19 disebabkan oleh virus yang berasal dari sumber hewan alami dan tidak ada kaitannya dengan 5G atau radiasi yang terkait dengan teknologi.
Baca Juga: Universitas Diponegoro Bantah Staf Pengajarnya Meninggal Karena Covid-19