Suara.com - Zoom, aplikasi yang laris digunakan untuk sekolah dan rapat online, dilaporkan memiliki fitur pengumpul data yang secara otomatis mencocokan nama serta alamat email pengguna dengan profil LinkedIn mereka.
Fitur ini, demikian dilansir oleh The New York Times, bisa berfungsi meski pengguna memiliki untuk tampil anonim atah menggunakan nama alias atau samaran saat menggunakan aplikasi tersebut.
Jika orang lain di dalam rapat online itu menggunakan layanan bernama LinkedIn Sales Navigator, maka mereka akan bisa melihat profil LinkedIn peserta lain, hanya dengan mengklik sebuah ikon dekat nama akun mereka.
Zoom sendiri, setelah laporan itu menyebar luas, mengakui memiliki fitur tersebut dan berjanji akan segera menonaktifkannya. LinkedIn sendiri mengatakan bahwa pihakna akan segera menghentikan kerja sama dengan Zoom dan akan menyelidiki kasus itu lebih lanjut.
Baca Juga: Aplikasi Zoom Haram di SpaceX, Perusahaan Antariksa Milik Elon Musk
Sejak marak digunakan di tengah wabah Covid-19 yang memaksa mayoritas manusia bekerja dan bersekolah di rumah, celah keamanan dan praktik curang Zoom makin banyak terbongkar.
Belum lama ini diketahui bahwa Zoom diam-diam mengirim data pengguna ke Facebook. Sementara itu keamanan Zoom juga dipertanyakan, setelah banyak pengguna menjadi korban Zoombombing.
Beberapa perusahaan dan lembaga di dunia juga sudah melarang pegawainya menggunakan Zoom, misalnya perusahaan antariksa SpaceX milik Elon Musk dan badan luar angkasa Amerik Serikat, NASA.