Suara.com - Elon Musk telah melarang para karyawan di perusahaan antariksanya, SpaceX untuk menggunakan apliasi konferensi video Zoom yang sedang populer digunakan sejak kerja dari rumah diwajibkan di sejumlah negara akibat wabah Covid-19.
Dalam sebuah memo internal yang diperoleh Reuters, SpaceX melarang karyawan menggunakan Zoom karena khawatir aplikasi tersebut tidak aman.
"Kami paham bahwa bahwa banyak yang menggunakan alat ini (Zoom) untuk menggelar rapat dan konferensi. Tetapi tolong gunakan email, SMS, atau telepon saja untuk berkomunikasi," bunyi memo bertanggal 28 Maret tersebut.
Aplikasi Zoom memang sedang laris di dunia sejak Covid-19 mewabah. Di Indonesia Zoom digunakan oleh mahasiswa yang kuliah jarak jauh, pekerja kantoran, hingga pejabat negara.
Baca Juga: Zoom Kini Laris, Tapi Hati-hati Jadi Korban Zoombombing
Tetapi belakangan mulai muncul banyak laporan bahwa Zoom tidak aman. Sebuah laporan misalnya menyebutkan bahwa Zoom membagi data atau informasi pribadi pengguna dengan Facebook.
Laporan lain dari berbagai negara mengatakan bahwa kini praktik Zoombombing makin marak. Zoombombing adalah masuknya orang tidak dikenal dalam sebuah rapat online menggunakan zoom dan mereka sengaja mengganggu rapat tersebut.
Selain SpaceX, badan antariksa Amerika Serikat (NASA) juga sudah melarang pekerjanya menggunakan Zoom.
Sementara sebuah laporan di The Intercept mengungkap bahwa Zoom bukanlah aplikasi yang dilindungi dengan end to end encryption, sama seperti WhatsApp. Artinya Zoom bisa memantau pertukaran informasi atau percakapan antara pengguna dan peretas juga bisa lebih mudah menyusup.
Zoom sendiri sudah meminta maaf karena mengklaim layanannya menyediakan perlindungan end to end end encryption.
Baca Juga: Zoom, Skype, Google Hangouts, dan Webex, Mana yang Paling Irit Bandwidth?
"Kami minta maaf karena telah memicu kebingungan karena memberi kesan bahwa Zoom mampu menggunakan end to end encryption. Zoom selalu berusaha menggunakan enkripsi untuk melindungi konten dalam berbagai skenario, dan dalam semangat itu, kami menggunakan istilah end to end encryption," bunyi permintaan maaf Zoom sembari menambahkan bahwa semua konferensi video pengguna tidak direkam.