Suara.com - Ganja disebut-sebut bisa menjadi alternatif untuk mengobat pasien Covid-19 yang disebabkan oleh infeksi virus corona baru Sars-Cov-2.
Disebutkan bahwa para ilmuwan saat ini telah mencoba menggunakan senyawa dalam ganja yaitu Cannabidiol (CBD) untuk melemahkan virus corona.
Klaim itu mencatut hasil penelitian dari University of Southern Denmark yang sedang tekun melakukan penelitian untuk mengetahui senyawa dalam ganja yang mampu melemahkan virus corona yang kian mewabah ini.
Di Indonesia klaim ini juga didukung oleh seorang dosen dari Aceh, yang menyebut bahwa cannabidiol bisa mencegah virus corona masuk ke sel dan meredakan peradangan.
Baca Juga: Jadi Seram, Kesalahan Ketik Nama di Gelas Minuman Ini Bikin Ngakak
Tetapi benarkah cannabidiol bisa melemahkan virus corona?
Para ilmuwan di dunia sejauh ini sepakat bahwa belum ada bukti ganja atau senyawa turunannya mampu mengobati atau melawan infeksi virus corona Sars-Cov-2, pemicu penyakit Covid-19.
Covid-19 adalah penyakit baru dan belum banyak penelitian tentangnya, termasuk efek ganja terhadap orang yang terinfeksi Sars-Cov-2, virus yang menjadi biang kerok wabah ini.
Adapun studi para ilmuwan di University of Southern Denmark yang disebut di atas, memang mengulas soal cannabidiol. Tetapi isinya bukan soal efek terhadap virus, melainkan bakteri.
Lebih rinci lagi, studi itu membahas soal bagaimana cannabidiol jika dicampurkan dengan antibiotik akan memiliki efek lebih manjur dalam melawan bakteri.
Baca Juga: Rupanya, Indonesia Pernah Dilanda Wabah Serupa Pandemi COVID-19 pada 1918
Efek ganja terhadap Covid-19, menurut beberapa studi malah bisa membahayakan. Misalnya penelitian dari Aurelius Data - sebuah perusahaan big data bidang kesehatan - yang menunjukkan bahwa besar kemungkinan ganja bisa menurunkan daya imun tubuh dan membuat virus berkembang lebih cepat.
Tetrahydrocannabinol (THC), senyawa lain pada ganja, diketahui bisa menurunkan imunitas tubuh dan akan membahayakan jika dikonsumsi oleh pasien Covid-19.
Aurelius Data mengakui bahwa efek buruk THC baru terbukti dalam eksperimen terhadap tikus yang menderita flu biasa dan belum pernah diamati efeknya terhadap pasien Covid-19.
"Akan masuk akal jika THC juga akan melemahkan imun tubuh orang yang terinfeksi virus corona," kata CEO Aurelius Data, Julie Armstrong, seperti dilansir Business Insider.
Sementara menurut Stanton Glantz, direktur pada Pusat Riset Pengendalian dan Studi Tembakau University of California, AS, orang yang merokok - baik itu tembakau, ganja, atau vape, akan lebih rentan jika terinfeksi Covid-19.
"Ketika paru-paru terpapar flu atau infeksi lain, maka efek negatif merokok akan lebih serius ketimbang pada paru-paru orang yang tidak merokok," kata Glantz.
Lebih lanjut Glantz mengatakan bahwa merokok memengaruhi paru-paru di semua level.
"Merokok bisa memengaruhi fungsi lubang hidung dengan mengganggu cilia, yang biasa menolak objek asing ke luar. Kemampuan saluran pernapasan kita untuk menolak virus terganggu," imbuh dia dalam percakapan dengan CNN.
Kesimpulan
Sejauh ini para ilmuwan belum mengetahui efek ganja terhadap Covid-19, karena wabah ini dan virus pemicunya, Sars-Cov-2 baru diketahui dan belum ada banyak studi tentangnya.
Meski demikian para ilmuwan mewanti-wanti bahwa ganja bisa memiliki efek buruk terhadap paru-paru dan daya imun tubuh. Karenanya pasien Covid-19 justru tidak dianjurkan untuk menggunakan ganja.