Suara.com - WHO meminta dilakukannya physical distancing untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). Hal ini membuat sepertiga orang-orang di rumah diyakini telah menetap dan beraktivitas di rumah.
Keputusan pribadi untuk tetap tinggal di dalam, rupanya dapat berdampak pada kurva melalui kalkulator baru yang dikembangkan oleh ahli matematika. Kalkulator ini didasarkan pada hasil penelitian terbaru tentang kelayakan mengendalikan pandemi COVID-19. Mengacu pada berapa banyak nyawa yang bisa diselamatkan seseorang hanya dengan berdiam di rumah dan menjaga jarak.
“Baru-baru ini, saya membaca banyak cerita tentang 'meratakan kurva', tetapi bagaimana kita dapat membuat dampak sebagai individu? Inilah sebabnya saya membangun alat untuk menunjukkan kepada orang-orang kekuatan matematika dalam mengisolasi diri," ucap Anna Szczepanek, PhD dalam bidang Matematika dari Universitas Jagiellonian, Polandia, seperti dikutip laman IFL Science.
Untuk membuat kalkulator, tim ilmuwan menggunakan data dari simulasi sebelumnya oleh tim lain untuk memodelkan hasil dari 1.000 skenario wabah Corona menggunakan tujuh parameter.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ini Cara Dapatkan Data Instagram yang Dihapus
"Idenya adalah untuk mensimulasikan banyak kasus dan memeriksa bagaimana perubahan dalam parameter mengubah penyebaran rata-rata pandemi. Secara umum, model ini bekerja untuk penyakit menular, namun parameter awal dipilih khusus untuk COVID-19," tambah Szczepanek.
Adapun titik data yang digunakan untuk mereplikasi kondisi saat ini mencakup jumlah kasus awal dalam wabah Corona yang baru terdeteksi. Pada saat itu, baru ada sekitar 20 orang di Wuhan, China.
Kemudian tetapkan nomor reproduksi atau jumlah orang yang secara langsung terinfeksi oleh satu orang. Dalam kasus COVID-19, angka ini diyakini antara 1,4 dan 3,8.
Di sisi lain, kemungkinan seseorang tidak menunjukkan gejala. Artinya, mereka tidak menunjukkan gejala tetapi masih dapat menyebarkan virus. Diperkirakan sekitar 10 persen dalam kasus COVID-19.
Selanjutnya, hitung persentase orang yang dapat menyebarkan virus meskipun orang itu tidak memiliki gejala. Diperkirakan bahwa mungkin lebih dari satu dari sepuluh pasien akan terinfeksi oleh orang yang tidak memiliki gejala. Jumlah ini sulit ditentukan karena para peneliti belum mengetahui tingkat infeksi secara global.
Baca Juga: Bisakah Robot Gantikan Tenaga Medis Perangi Virus Corona ?
Setelahnya, "keterlambatan proses isolasi" atau jumlah waktu sebelum seseorang terinfeksi dan memutuskan untuk mengisolasi juga perlu dipertimbangkan. Masa inkubasi rata-rata untuk COVID-19 adalah sekitar lima hari, sehingga Szczepanek menyarankan pengaturan parameter antara lima dan 11 hari.
Terakhir, pertimbangkan seberapa jauh orang yang menjaga jarak bersedia untuk mengisolasi diri. Orang tersebut dapat memutuskan nilai antara 0 dan 100 persen. Artinya, angka 100 persen menunjukkan isolasi total. Misalnya, seseorang yang melakukan 100 persen isolasi diri dapat menyelamatkan 399 orang dari infeksi dan 14 nyawa hanya dalam satu bulan.
"Tidak ada yang lebih efisien daripada isolasi diri di rumah. Dengan cara itu, kita dapat menghindari penyebaran virus. Ingatlah bahwa beberapa kasus tidak menunjukkan gejala dan bahkan Anda dapat menjadi pembawa virus yang tidak sadar sekarang! Jangan berkontribusi pada kematian manusia, tetaplah di rumah," kata Szczepanek.
Ilmuwan mengatakan bahwa kalkukator ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran publik, tentang pentingnya tinggal di rumah dan mengisolasi diri selama pandemi. Para ilmuwan menambahkan bahwa orang perlu memperhatikan dampak dari keputusan mereka sendiri untuk menghindari peningkatan risiko.
Kalkulator online ini dapat diakses melalui tautan https://www.omnicalculator.com/health/social-distancing.