Cegah Gorila Langka Tertular Virus Corona, Taman Nasional di Afrika Ditutup

Selasa, 31 Maret 2020 | 06:30 WIB
Cegah Gorila Langka Tertular Virus Corona, Taman Nasional di Afrika Ditutup
Ilustrasi gorila. (Pixabay/Skeeze)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah taman nasional di Afrika telah ditutup sementara sebagai dampak merebaknya virus corona COVID-19. Ini dilakukan demi mengindari penularan pada gorila dan primata langka.

Salah satu taman nasional di Afrika adalah tempat bagi spesies langka gorila yaitu gorila gunung (Gorilla beringei beringei).

Menurut situs resmi IUCN Redlist, gorila gunung yang berada di Afrika sudah masuk dalam kategori Kritis mengingat keberadaannya yang terus berkurang.

Taman Nasional Virunga di Republik Demokratik Kongo adalah rumah bagi beberapa gorila gunung terakhir di dunia.

Baca Juga: Melihat Pemberian Makan Gorila di Kebun Binatang Ragunan, Seperti Apa?

Dalam keterangan di situs resmi Taman Nasional Virunga, mereka menutup taman nasional untuk sementara pada periode 23 Maret hingga 1 Juni 2020.

Mereka akan memberi kabar mengenai pembukaan atau perpanjangan masa penutupan sementara setelah tanggal 1 Juni 2020.

Hal tersebut mereka lakukan untuk mengikut saran para ilmuwan yang mengatakan bahwa "primata, termasuk gorila gunung, kemungkinan rentan terhadap komplikasi yang timbul dari virus Covid-19".

Situs resmi Taman Nasional Virunga mengumumkan penutupan sementara di tengah wabah corona. (Virunga.org)
Situs resmi Taman Nasional Virunga mengumumkan penutupan sementara di tengah wabah corona. (Virunga.org)

Taman Nasional Gabon yang memiliki tempat sangat luas bagi ribuan gorila dataran rendah juga mengambil tindakan serupa.

Mereka mengambil tindakan penutupan sementara dengan menambahkan keterangan bahwa "virus pernapasan yang mempengaruhi manusia mudah ditularkan ke kera besar".

Baca Juga: Anaka, Si Gorila dengan Kelainan Pigmen Punya Jari Mirip Manusia

Menurut laporan dari Associated Press, Rwanda juga menutup pariwisata di tiga taman nasional yang merupakan rumah bagi gorila dan simpanse.

Dilansir dari IFLScience, belum ada kasus mengenai gorila liar yang tertular virus corona Covid-19.

Namun ilmuwan sudah menemukan bahwa gorila dan anggota lain dari keluarga kera besar dapat tertular penyakit pernapasan dari manusia.

Sebuah studi tahun 2008 menemukan "bukti pertama penularan virus dari manusia ke kera liar".

Dalam hal ini, infeksi itu bukan disebabkan oleh virus corona, tetapi dua paramyxovirus manusia yang umum.

Selain itu, para ilmuwan telah secara aktif menginfeksi monyet dengan novel coronavirus (SARS-CoV2) dalam upaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang virus dan infeksinya.

Para peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina, menginfeksi kera rhesus dengan SAR-CoV-2 dan menemukan mereka mengembangkan “penyakit pernapasan ringan”.

Gorila gunung di Virunga National Park. (Instagram/ virunganationalpark)
Gorila gunung di Virunga National Park. (Instagram/ virunganationalpark)

Meskipun mereka tidak mengalami demam atau gejala serius, paru-paru mereka menunjukkan tanda-tanda pneumonia, sebanding dengan beberapa infeksi COVID-19 pada manusia.

Berdasarkan bukti ilmiah terbatas di atas, penutupan sementara taman nasional digunakan sebagai langkah pencegahan dalam melindungi spesieslangka dan terancam punah.

Gorila gunung diperkirakan hanya tersisa kurang dari 1.000 ekor di seluruh dunia.

Mereka hanya dapat ditemukan di pengunungan sekitar Uganda, Republik Demokratik Kongo dan Rwanda.

Karena jumlahnya yang tinggal sedikit, pihak pengelola tidak mau mengambil risiko untuk tetap membuka taman nasional karena ditakutkan gorila bisa terkena dampak virus corona Covid-19. (HiTekno.com).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI