Suara.com - Pemerintah AS memiliki cara tersendiri dalam menelusuri virus corona (COVID-19). Yup, menggunakan data lokasi untuk kepentingan umum yang pastinya membuat banyak pihak kesal karena privasi mereka terusik.
Aktivis privasi dan peneliti Wolfie Christl mengatakan bahwa industri data lokasi menggunakan penyebaran COVID-19 sebagai alasan untuk menyerang privasi pemilik telepon di AS.
Dia menyebut ini "covidwashing" dan menambahkan bahwa mengingat bencana yang muncul, mungkin pantas menggunakan analitik agregat berdasarkan data konsumen dalam beberapa kasus, termasuk jika data sedang dikumpulkan secara diam-diam atau ilegal oleh perusahaan.
Karena penganoniman data lokasi yang sebenarnya hampir tidak mungkin, perlindungan hukum yang kuat adalah wajib. Sejauh ini, dilansir laman Phonarena, Senin (30/3/2020), tidak ada perlindungan yang diumumkan dan tidak ada batasan untuk data apa yang dapat digunakan. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa data tidak digunakan untuk alasan lain.
Baca Juga: Akibat Virus Corona, Kedai Kopi Ini Disulap Jadi Studio Dongeng Anak
Perusahaan yang mengumpulkan dan menjual data lokasi menghasilkan pendapatan sebesar 21 miliar dolar AS atau sekitar Rp 339,16 triliunan, pada 2017. Beberapa perusahaan AS mengizinkan pemerintah dan peneliti untuk melihat data mereka.
Jurnal mencatat bahwa sebuah perusahaan yang berlokasi di San Francisco bernama LotaData, telah menciptakan portal yang dapat diakses publik yang menganalisis data lokasi di Italia. Langkah ini dilakukan untuk membantu pihak berwenang di sana, mencari tahu di mana wabah COVID-19 mungkin terjadi di salah satu negara yang paling terpukul di dunia.
Langkah seperti ini juga akan digunakan di tempat lain seperti Spanyol, California dan New York. Perusahaan lain, Unacast, menggunakan data lokasi untuk memicu papan skor jarak sosialnya. Papan skor ini membantu pemerintah daerah melihat seberapa baik imbauan tetap di rumah dan mengurangi aktivitas di luar rumah, diikuti oleh masyarakat.
Saat ini, publik senang bahwa data lokasi memberikan petunjuk yang dapat menghentikan penyebaran COVID-19. Tetapi begitu krisis selesai, bisa diprediksi bahwa penggunaan data lokasi akan kembali menjadi masalah bagi konsumen.
Baca Juga: Pakar Virus Ungkap 3 Kondisi Ini Bikin Virus Bertahan di Permukaan Barang