Dua yang Menjadi Satu: Asal-muasal Virus Corona Pemicu Covid-19

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 27 Maret 2020 | 07:45 WIB
Dua yang Menjadi Satu: Asal-muasal Virus Corona Pemicu Covid-19
Penampakan virus corona baru, Sars-Cov-2 yang menyebabkan wabah Covid-19 di dunia. [NIAID flickr].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam waktu beberapa minggu, kita semua telah tahu tentang Covid-19 dan virus yang menyebabkannya: SARS-CoV-2. Tapi di luar sana juga banyak tersebar kabar miring dan walaupun banyak artikel ilmiah tentang virus ini, masih ada saja informasi ngaco soal asal-muasal virus ini.

Dari spesies hewan mana virus ini berasal? Kelelawar, trenggiling, atau hewan liar lainnya? Dari mana daerah asalnya? Dari sebuah gua atau hutan di Provinsi Hubei, Cina atau di tempat lain?

Pada Desember 2019, 27 dari 41 orang pertama yang masuk rumah sakit (66%) gara-gara Covid-19 pernah pergi ke pasar Wuhan, ibu kota Hubei.

Tapi sebuah studi di Rumah Sakit Wuhan menunjukkan bahwa virus corona baru ini mungkin sama sekali tak berhubungan dengan pasar atau daging binatang yang dijual di sana. Alasannya, orang pertama yang terinfeksi virus ini tidak pernah pergi ke pasar tersebut.

Baca Juga: Cara Kerja Aplikasi Tracetogether dari Kominfo untuk Lawan Covid-19

Senada dengan penelitian itu, hasil pengurutan genom terhadap virus Sars-Cov-2 juga menunjukkan bahwa virus ini muncul sejak November, bukan pada Desember.

Temuan ini memantik pertanyaan, apa hubungan antara wabah Covid-19 dan binatang liar?

Pengurutan genom

Genom SARS-CoV-2, yang diurut para peneliti Cina, memiliki sekitar 30.000 basis molekul RNA yang memiliki 15 gen, termasuk gen S yang berisi sebuah protein yang terletak di permukaan virus (sebagai perbandingan, genom manusia berbentuk spiral ganda DNA dengan 3 miliar basis molekul dan sekitar 30.000 gen).

Analisis genom komparatif menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari kelompok Betacoronaviruses dan sangat dekat dengan SARS-CoV, virus pemicu pandemi pneumonia akut SARS yang timbul pada November 2002 di Guandong, Cina dan menyebar ke 29 negara pada 2003.

Baca Juga: Kominfo Kenalkan Aplikasi Tracetogether untuk Lawan Covid-19

Tercatat ada 8.098 kasus positif SARS di dunia ketika itu dan sebanyak 774 korban jiwa.

Sudah pula diketahui bahwa kelelawar dari genus Rhinolophus adalah sumber (reservoir) virus ini dan bahwa musang bulan (Paguma larvata) adalah perantara Sars-Cov ke manusia.

Satu virus lain, RaTG13, yang ditemukan pada spesies kelelawar Rhinolophus affinis dari Yunan, Tiongkok disebut sangat mirip dengan Sars-Cov-2. Hasil pengurutan genom menunjukkan kesamaan hingga 96 persen antara Sars-Cov-2 dan RaTG13.

Hasil pengamatan ini mengindikasikan bahwa kelelawar, khususnya dari genus Rhinolophus adalah sumber datangnya virus Sars-Cov dan Sars-Co-2.

Chimera

Pada 27 Februari 2020 kita tahu bahwa sebuah virus, yang jauh lebih mirip dengan Sars-Cov-2 ditemukan pada trenggiling, tingkat kemiripan hingga 99 persen.

Dengan tingkat kemiripan hingga 99 persen, ia lebih mungkin menjadi asal muasal Sars-Cov-2 ketimbang kelelawar. Tetapi sebuah penelitian baru atas trenggiling jawa menunjukkan bahwa virus pada binatang itu hanya memiliki kemiripan 90 persen.

Jadi, virus pada trenggiling kemudian dikeluarkan dari daftar kandidat pemicu wabah Covid-19 yang sedang membuat dunia dikarantina.

Meski demikian, 74 asam amino dari area protein S milik virus yang ditemukan pada trenggiling memiliki tingkat kemiripan hingga 99 persen dengan Sars-Cov-2. Di area inilah yang terdapat reseptor ACE2, yang membuat Sars-Cov-2 bisa masuk ke sel-sel tubuh manusia.

Sementara pada virus RaTG13 dari kelelawar Rhinolophus affinis, area protein S-nya hanya memiliki 77 persen kemiripan dengan Sars-Cov-2.

Sederhananya: virus dari trenggiling bisa masuk ke tubuh manusia, tetapi tidak dengan virus dari kelelawar Rhinolophus affinis.

Ini menunjukkan bahwa Sars-Cov-2 adalah sebuah virus hasil rekombinasi antara dua virus berbeda: virus yang dekat dengan RaTG13 dan satu lagi virus dari trenggiling. Dengan kata lain, Sars-Cov-2 adalah chimera, gabungan dari dua virus berbeda.

Mekanisme rekombinasi bukan sesuatu yang baru, karena sebelumnya para peneliti menduga mekanisme ini juga terjadi pada Sars-Cov, virus penyebab wabah SARS.

Penting untuk diingat bahwa virus baru hasil rekombinasi bisa menginfeksi spesies baru. Rekombinasi bisa terjadi jika dua virus berbeda mengifeksi satu organisme secara bersamaan.

Meski demikian masih ada dua masalah yang berlum terjawab: di dalam organisme atau binatang apa rekombinasi ini terjadi? Di kelelawar, trenggiling, atau spesies lain?

Dan yang terpenting, mengapa atau karena sebab apa rekombinasi ini terjadi?

Artikel ini sebelumnya tayang di The Conversation.

The Conversation

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI