Sudah pula diketahui bahwa kelelawar dari genus Rhinolophus adalah sumber (reservoir) virus ini dan bahwa musang bulan (Paguma larvata) adalah perantara Sars-Cov ke manusia.
Satu virus lain, RaTG13, yang ditemukan pada spesies kelelawar Rhinolophus affinis dari Yunan, Tiongkok disebut sangat mirip dengan Sars-Cov-2. Hasil pengurutan genom menunjukkan kesamaan hingga 96 persen antara Sars-Cov-2 dan RaTG13.
Hasil pengamatan ini mengindikasikan bahwa kelelawar, khususnya dari genus Rhinolophus adalah sumber datangnya virus Sars-Cov dan Sars-Co-2.
Baca Juga: Cara Kerja Aplikasi Tracetogether dari Kominfo untuk Lawan Covid-19
Pada 27 Februari 2020 kita tahu bahwa sebuah virus, yang jauh lebih mirip dengan Sars-Cov-2 ditemukan pada trenggiling, tingkat kemiripan hingga 99 persen.
Dengan tingkat kemiripan hingga 99 persen, ia lebih mungkin menjadi asal muasal Sars-Cov-2 ketimbang kelelawar. Tetapi sebuah penelitian baru atas trenggiling jawa menunjukkan bahwa virus pada binatang itu hanya memiliki kemiripan 90 persen.
Jadi, virus pada trenggiling kemudian dikeluarkan dari daftar kandidat pemicu wabah Covid-19 yang sedang membuat dunia dikarantina.
Meski demikian, 74 asam amino dari area protein S milik virus yang ditemukan pada trenggiling memiliki tingkat kemiripan hingga 99 persen dengan Sars-Cov-2. Di area inilah yang terdapat reseptor ACE2, yang membuat Sars-Cov-2 bisa masuk ke sel-sel tubuh manusia.
Sementara pada virus RaTG13 dari kelelawar Rhinolophus affinis, area protein S-nya hanya memiliki 77 persen kemiripan dengan Sars-Cov-2.
Baca Juga: Kominfo Kenalkan Aplikasi Tracetogether untuk Lawan Covid-19
Sederhananya: virus dari trenggiling bisa masuk ke tubuh manusia, tetapi tidak dengan virus dari kelelawar Rhinolophus affinis.