Vaksin itu diharapkan bisa membangkitkan atau menstimulasi pembentukan antibodi sehingga bisa melawan serangan virus corona penyebab Covid-19 dengan demikian virus itu tidak mampu menginfeksi tubuh.
"Tentunya anti bodi harus bisa mempunyai sifat protektif artinya melindungi dari infeksi virus mudah-mudahan tidak terjadi infeksi kalau terjadi infeksi juga tidak berat," ujarnya.
Vaksin tersebut dikembangkan juga harus memiliki sifat proteksi silang (cross protection) antara antigen vaksin terhadap virus corona yang sedang beredar.
"Proses pengembangan vaksinnya butuh waktu yang cukup lama sekitar 12 bulan walaupun kami berharap bisa lebih pendek. Tapi mungkin ketika vaksin ini tersedia insyaallah pandemi (COVID-19) yang saat ini berlangsung sudah turun tapi kemampuan ini harus tetap dijaga dan dipelihara sehingga nanti kalau ada ancaman berikutnya kita tinggal hanya pencet tombol saja langsung bisa memproduksi vaksin dalam jumlah cukup besar," tuturnya.
Baca Juga: Indonesia Siap Kembangkan Vaksin Corona Covid-19, Kapan Rampung?
Dalam waktu dekat, Lembaga Eijkman akan berkirim surat ke semua institusi potensial untuk terlibat dalam pengembangan vaksin Covid-19.
Lembaga Eijkman akan memanggil ahli dari berbagai bidang di antaranya imunologi, vaksinologi, virologi, percobaan pada hewan, dan kloning molekuler, dan mengajak ahli-ahli di bidang tersebut untuk bergabung di konsorsium Covid-19.