6. Demam berdarah
Virus demam berdarah pertama kali muncul pada tahun 1950-an di Filipina dan Thailand, kemudian menyebar ke seluruh wilayah tropis dan subtropis di dunia.
Hingga 40 persen dari populasi dunia sekarang tinggal di daerah-daerah di mana demam berdarah adalah endemik, dan penyakit ini kemungkinan akan menyebar lebih jauh ketika suhu dunia menghangat.
Menurut WHO, demam berdarah menginfeksi 50 hingga 100 juta orang per tahun. Meskipun tingkat kematian untuk demam berdarah lebih rendah dari beberapa virus lain, pada 25 persen, virus dapat menyebabkan penyakit seperti Ebola yang disebut demam berdarah dengue dan kondisi itu memiliki tingkat kematian 20 persen jika tidak diobati.
Baca Juga: Kena Dampak Wabah Virus Corona, Begini Curhatan Sedih Penjual Keliling
Vaksin untuk demam berdarah disetujui pada 2019 oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat untuk digunakan pada anak-anak berusia 9-16 tahun yang tinggal di daerah di mana demam berdarah biasa terjadi dan dengan riwayat infeksi virus yang dikonfirmasi.
7. Rotavirus
Rotavirus dapat menyebar dengan cepat melalui fecal-oral route dan menyebabkan diare paeah pada bayi dan anak kecil.
Meskipun anak-anak di negara maju jarang meninggal karena infeksi rotavirus, penyakit ini adalah pembunuh di negara berkembang.
WHO memperkirakan bahwa di seluruh dunia, sebanyak 453 ribu anak-anak di bawah 5 tahun meninggal akibat infeksi rotavirus pada 2008. Namun, negara-negara yang telah memperkenalkan vaksin virus tersebut telah melaporkan penurunan tajam dalam kematian rotavirus.
Baca Juga: Kreatif, Warganet Bikin Meme Kocak Dampak Penghapusan UN
8. SARS-CoV
Virus yang menyebabkan sindrom pernafasan akut yang parah atau SARS ini pertama kali muncul pada tahun 2002 di provinsi Guangdong, China selatan.
Virus itu awalnya kemungkinan muncul pada kelelawar, kemudian melompat ke mamalia malam seperti musang sebelum akhirnya menginfeksi manusia. Setelah memicu wabah di China, SARS menyebar ke 26 negara di seluruh dunia, menginfeksi lebih dari 8 ribu orang dan menewaskan lebih dari 770 selama dua tahun.
Penyakit ini menyebabkan demam, menggigil dan sakit pada tubuh, dan seringkali berkembang menjadi pneumonia, suatu kondisi parah di mana paru-paru menjadi meradang dan terisi dengan nanah. SARS memiliki angka kematian diperkirakan 9,6 persen, dan sampai sekarang, belum memiliki pengobatan atau vaksin yang disetujui.