Suara.com - Uji tes Corona memerlukan berbagai prosedur, salah satunya adalah pengisian data pasien yang seharusnya disimpan dengan aman oleh pihak rumah sakit. Belakangan, beredar sebuah utas Twitter yang menyebutkan data pribadinya, sebagai salah satu pasien COVID-19 telah tersebar.
Utas yang dicuitkannya pada 23 Maret itu melampirkan foto bukti berupa data dalam Microsoft Excel. Dalam foto tersebut tertera seluruh data pasien COVID-19 yang telah disensor olehnya.
Namun, sebagai bukti bahwa namanya ikut tersebar, ia tidak menyensor namanya dan hanya menyensor alamat rumah. Kebocoran data itu membuatnya menerima puluhan pesan dan telepon dari orang tak dikenal.
"Gua minta tolong banget sama temen-temen Twitter buat viralin thread ini, sejujurnya saat ini mental gua bener-bener drop setelah terjadi kasus pembocoran data pasien COVID-19 dan di sana ada nama gua. Sampe saat ini ada lebih dari 70 WhatsApp, ada telfon, ada DM Instagram menanyakan status gua apa," tulis cuitan pertamanya.
Baca Juga: Tertangkap Ketika Bulan Terbelah, Begini Penampakannya
Lebih lanjut, pemilik akun juga menjelaskan kronologi bagaimana ia bisa menjalani tes Corona dan dinyatakan sebagai ODP.
"Minggu lalu gua emang flu, batuk, dan demam, gua periksa ke klinik dan dirujuk ke RSUD. Gua test darah dan rontgen paru hasilnya semua normal. Dokter nanya gua kerja di mana, gua bilang di Jakarta. Dokter nanya naik KRL nggak? Gua jawab iya. Tau-tau dapet status ODP," jelas pemilik akun seraya melampirkan foto-foto bukti rontgen dan kunjungannya ke RSUD setempat.
Bocornya data pasien COVID-19 ini tentu membuatnya bingung. Selain mendapatkan puluhan pesan dan telepon masuk dari orang-orang tak dikenal, tetangganya pun mendesaknya untuk melakukan klarifikasi.
"Hari ini lagi asik-asik nonton Produce X, tau-tau banyak yang nelfon. Liat WhatsApp banyak yang chat. Terus kakak gua teriak-teriak katanya ada nama gua di list pasien COVID-19. Dan tetangga gua pada minta klarifikasi. Lu tau sejlebb apa ketika berada di posisi terpojokkan sedangkan lu nggak tau apa-apa? Pas gua dapet status ODP, gua inget banget dokternya ngomong gini 'Semua yang naik KRL itu statusnya ODP, bahkan semua tenaga medis di sini juga ODP, jadi mas istirahat aja di rumah ya jangan kemana mana'. Kenapa tiba-tiba sekarang nama gua rame di mana-mana karena termasuk pasien COVID-19," tambahnya.
Asal kebocoran data pasien COVID-19 ini pun masih menjadi misteri. Pemilik akun mengaku telah melaporkan kejadian ini kepada polisi dan bertanya ke pihak rumah sakit, sayangnya ia masih tidak mendapat penjelasan.
Baca Juga: Huawei P40 Series Pakai AppGallery, Ini Kegunaannya
"Hari ini gua udah ke polres, udah ke RSUD, tapi semuanya nihil. Dari polres kudu ada spesifik siapa yang dilaporkan, dan dari RS bilangnya 'Nggak tau mas itu datanya bocor darimana, soalnya kita kan kirim ke dinas juga'. Terus nasib gua dan orang-orang yang terkucilkan gimana? Hah?" cuitnya.
Pemilik akun mengaku dampak dari kebocoran data pasien COVID-19 ini membuat ia dan keluarganya dikucilkan di lingkungan tempat tinggalnya. Menurut penuturannya, para keponakannya tidak bisa bergaul dengan temannya karena nama ia tersebar sebagai pasien virus Corona.
"Gue bener-bener minta tolong, viralin ini. Jangan sampe ada pasien-pasien lain yang terkucilkan karena ketidaktanggung jawaban pihak RS ataupun dinas terhadap data pasien. Untuk nama gua yang terlanjur viral di Bogor barat, gua udah pasrah. Tapi mohon banget jangan jahat ke keluarga gue," tulisnya di akhir utas.
Unggahan ini pun menarik perhatian banyak pengguna. Utas yang telah dibagikan sebanyak lebih dari 27 ribu kali ke sesama pengguna Twitter ini juga menuai beragam komentar dari warganet.
"Ini yang membuat banyak orang nggak mau mengakui kalau dia kena virus Corona. Takut dikucilkan," tulis warganet lain.
"Corona menyerang paru-paru. Congorna menyerang orang sekitar," komentar seorang warganet.
"Sisi empati warga +62 soal Corona masih lemah ternyata. Masnya stay strong ya, stay healthy too. Badai pasti berlalu. Semoga yang bocorin datanya bisa ketemu," tambah warganet lainnya.
"Orang Indonesia emang gitu. Diminta waspada Corona malah anggap enteng.
Sekalinya ada orang yang dikenal dianggap pasien, malah dikucilkan sekeluarga. Katro dan be** banget kita," ungkap warganet.
"Keamanan data pasien/suspect emang nggak terjamin ya di Indonesia. Baru kemarin saya dapet WhatsApp berantai yang ngeblow up data pribadi suspect COVID-19, mulai nama, usia, sampe lokasi rumah segala. Semoga lekas ditindak tegas mas," cuit seorang warganet.