Pemilik akun mengaku dampak dari kebocoran data pasien COVID-19 ini membuat ia dan keluarganya dikucilkan di lingkungan tempat tinggalnya. Menurut penuturannya, para keponakannya tidak bisa bergaul dengan temannya karena nama ia tersebar sebagai pasien virus Corona.
"Gue bener-bener minta tolong, viralin ini. Jangan sampe ada pasien-pasien lain yang terkucilkan karena ketidaktanggung jawaban pihak RS ataupun dinas terhadap data pasien. Untuk nama gua yang terlanjur viral di Bogor barat, gua udah pasrah. Tapi mohon banget jangan jahat ke keluarga gue," tulisnya di akhir utas.
Unggahan ini pun menarik perhatian banyak pengguna. Utas yang telah dibagikan sebanyak lebih dari 27 ribu kali ke sesama pengguna Twitter ini juga menuai beragam komentar dari warganet.
"Ini yang membuat banyak orang nggak mau mengakui kalau dia kena virus Corona. Takut dikucilkan," tulis warganet lain.
Baca Juga: Tertangkap Ketika Bulan Terbelah, Begini Penampakannya
"Corona menyerang paru-paru. Congorna menyerang orang sekitar," komentar seorang warganet.
"Sisi empati warga +62 soal Corona masih lemah ternyata. Masnya stay strong ya, stay healthy too. Badai pasti berlalu. Semoga yang bocorin datanya bisa ketemu," tambah warganet lainnya.
"Orang Indonesia emang gitu. Diminta waspada Corona malah anggap enteng.
Sekalinya ada orang yang dikenal dianggap pasien, malah dikucilkan sekeluarga. Katro dan be** banget kita," ungkap warganet.
"Keamanan data pasien/suspect emang nggak terjamin ya di Indonesia. Baru kemarin saya dapet WhatsApp berantai yang ngeblow up data pribadi suspect COVID-19, mulai nama, usia, sampe lokasi rumah segala. Semoga lekas ditindak tegas mas," cuit seorang warganet.
Baca Juga: Huawei P40 Series Pakai AppGallery, Ini Kegunaannya