Suara.com - Studi sebuah lembaga penelitian di London, Inggris memperkirakan baru 2 persen kasus Covid-19 di Indonesia terungkap dan itu berarti, setidaknya menurut hitungan mereka, sebenarnya ada sekitar 34.300 kasus di Indonesia saat ini.
Sampai Selasa (24/3/2020), terdapat 686 kasus Covid di Tanah Air dan korban jiwa berjumlah 55 orang, yang tertinggi di Asia Tenggara.
Studi yang digelar Centre of Mathematical Modelling of Infectious Diseases yang dirilis Senin (23/3/2020) itu mengungkapkan bahwa dengan jumlah kasus sebanyak itu, sistem kesehatan di Tanah Air kemungkinan akan ambruk mengingat minimnya kapasitas rumah sakit, tenaga medis, dan peralatan kesehatan di Indonesia.
Menurut data organisasi kesehatan dunia WHO, rumah sakit di Indonesia memiliki 321.544 tempat tidur yang sebagian besar terkonsentrasi di Jawa. Itu artinya untuk setiap 10.000 orang hanya tersedia 12 tempat tidur - dengan catatan populasi Indonesia 260 juta jiwa.
Baca Juga: Elite Politik yang Diprioritaskan Tes Covid-19 Dipermalukan di Wikipedia
Data WHO tahun 2017 juga menunjukkan bahwa di Indonesia hanya ada 4 dokter untuk setiap 10.000 warga. Sebagai perbandingan, rasio dokter dengan penduduk di Italia adalah 40 : 10.0000, sementara di Korsel 60 : 10.000.
Budi Waryanto, pakar epidemologi dari Universitas Indonesia, kepada Reuters mengakui bahwa rumah sakit di Tanah Air belum siap menghadapi wabah Covid-19.
"Rumah-rumah sakit belum siap untuk menangani kasus potensial. Perawatan akan terbatas," jelas dia.
Sementara menurut data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sejauh ini sudah delapan dokter dan satu perawat gugur akibat Covid-19. Di Italia, yang korban jiwa akibat virus corona baru sudah mencapai 6.077, jumlah dokter yang gugur mencapai 23 orang.
Untuk mengatasi minimnya kapasitas rumah sakit, Presiden Joko Widodo telah menyulap Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta menjadi rumah sakit darurat untuk pasien Covid-19.
Baca Juga: Ilmuwan di Balik Film Contagion Terjangkit Covid-19
Fasilitas itu diperkirakan bisa merawa 24.000 pasien. Dokter dan tim medis juga dikerahkan, serta dijanjikan bonus besar. Tetapi fasilitas ini tak akan bisa mengatasi kasus-kasus di luar Jawa dan mungkin di luar Jabodetabek.
Para pakar kesehatan juga mengkhawatirkan minimnya kapasitas ruang gawat darurat atau UGD di Tanah Air. Beberapa pakar kesehatan mengatakan ketersediaan UGD dan alat bantu napas, ventilator sangat penting dalam merawat pasien Covid-19.
Sebuah studi yang terbit pada Januari 2020 di jurnal Critical Care Medicine, yang menggunakan data dari tahun 2017, menunjukkan bahwa untuk setiap 100.000 orang di Indonesia hanya tersedia 2,7 tempat tidur UGD - salah satu yang terendah di Asia.