Suara.com - Kehadiran layanan pesan antar makanan dalam aplikasi Gojek dan Grab semakin memudahkan penggunanya untuk memesan makanan. Namun, kemudahan itu membuat sebagian besar penjual makanan merasa dirugikan, salah satunya penjual makanan keliling yang menggunakan gerobak.
Beberapa curhatan dari para pedagang keliling itu pun dibagikan kembali oleh akun Twitter @permataintan00 pada 23 Maret. Ia mengunggah beberapa gambar tangkapan layar Instagram Story dari akun Instagram @novintt.
Beberapa penjual aneka makanan itu mengaku kehilangan omset sebesar 70 persen karena pembeli yang menurun dan lebih memilih memesan lewat aplikasi.
"Semenjak 5 tahun belakangan kalian ngerasa udah jarang pesen nasgor, sate, bakso gerobakan asongan yang biasa lewat komplek atau gang di rumah-rumah nggak? Iya mereka semenjak ada @grabfoodid @gofoodindonesia omset jatuh 70 persen," tulis akun @novintt dalam tangkapan layar pertama.
Gambar selanjutnya yang diunggah memperlihatkan seorang penjual ketoprak, nasi goreng, dan bakso yang curhat tentang masalahnya masing-masing.
Baca Juga: Perangi Berita Hoaks Virus Corona, Twitter Siap Verfikasi Orang-orang Ini
"Salah satunya abang ketoprak ini. Omsetnya baru 8 ribu dari hari kemarin. Inget ya 8 ribu doang. Punya istri dan anak masih kecil-kecil. Tukang nasgor yang kemarin saya temuin, dia lagi makan timun udah berair sama nasi putihnya yang udah mulai keras punya dia sendiri. Padahal nasi barunya masih ada, tapi disimpen sambil berharap ada yang beli tapi taunya dia cuma dapet 6 ribu. Itu juga dari temennya tukang sate yang beli setengah porsi," tambah @novintt.
Sementara penjual bakso yang ada di dalam Instagram Storynya adalah seorang lelaki berusia 80 tahun yang berjualan bakso dengan cara dipikul. Setiap hari penjual bakso itu harus memikul 60 kg mulai pukul 4 pagi.
"Udah seminggu ini Pak Wagimin mikul dagangan bakso 60 kg pulang pergi jadi 60,001 kg. 0,001 kgnya keringet sama kadang netesin air matanya karena nggak laku. Pak Wagimin bilang, 'Bapak mah kalau emang udah harus mati kelaperan udah siap. Udah 80 tahun, nggak bisa ngapain juga selain dagang begini, bapak juga kangen almarhumah istri'. Kalau kita mikirin gimana usaha kita tentang untung ruginya, gaji karyawan, cicilan, dll. Kalau mereka udah tentang hidup sama matinya aja. Jadi jangan merasa masalah kita udah paling berat," tulis @novintt pada akhir ceritanya.
Unggahan yang telah dibagikan sebanyak lebih dari 26 ribu kali ke sesama pengguna Twitter itu pun menuai beragam komentar dari warganet.
"Pas lagi di jalan juga sering mikir ginian. Kadang juga ada penjual cobek jalan kaki, jual kelakar jalan kaki, sampe mikir siapa ya yang bakal beli. Dan kalau belipun pasti untungnya kan nggak seberapa. Apa bisa nutupin kebutuhan mereka," tulis akun @bocahpetoealang.
Baca Juga: Waspada Virus Corona, Aksi Driver Ojol Ini Patut Diacungi Jempol
"Salah satu alasan sampe sekarang masih suka makanan kaki lima walau masih suka milih-milih soal tingkat higenisnya ya hal begini. Sekalian membantu secara tidak langsung orang-orang yang membutuhkan. Tidak semua orang punya gaji, tapi semua orang punya rezekinya masing-masing," komentar @histagram__.
"Ayooo @GrabID @gojekindonesia ajak pedagang kaki lima buat jadi mitra. Lumayan kan ada menu yang murah-murah. Target pasarannya anak kos Twitter yang mageran cucok ni," tambah @limitlesstype.
"Dulu bapak juga dagang gini, sering ngeliat mata bapak berair kalau pulang rumah," ungkap @gyulberris.
"Nggak kuat banget kalau baca yang macem gini. Kayak pengen banget jadi orang kaya raya terus bisa bantuin. Ya Allah tapi semua ada porsinya seperti makanan yang mereka jual. Porsi saya saat ini hanya bisa mendoakan. Semoga Allah menitipkan rezeki dan kebahagiaan," cuit @nae_bananae.