Korea Selatan, misalnya, melaporkan kasus pertamanya pada 20 Januari 2020. Empat pekan kemudian, jumlah kasusnya baru mencapai 30 kasus. Pada 18 Februari, seorang pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang beberapa hari sebelumnya diketahui menghadiri acara rutin keagamaan di sebuah gereja yang dihadiri banyak orang. Dua hari setelah itu jumlah kasus di sana meledak menjadi 346.
Ada fase penundaan selama 4 minggu, saat otoritas kesehatan masih menemukan kasus secara pasif, melacak kontak dengan kasus positif dan belum melakukan tindakan aktif yang drastis. Setelah itu, kita melihat kenaikan kasus yang mengikuti pertumbuhan eksponensial. Sampai 18 Maret, hampir 4 pekan setelah fase eksponensial dimulai, Korea Selatan melaporkan 8.413 kasus dan 81 kematian.
Fase eksponensial
Penundaan yang berlarut-larut untuk mencari siapa saja yang terinfeksi biasanya diikuti dengan ledakan kasus.
Baca Juga: Instagram Sensor Postingan Gatot Nurmantyo soal Salat Berjamaah
Pada fase ini, ketika kasus sudah terjadi di mana-mana, otoritas kesehatan dan sebagian besar masyarakat baru sadar bahwa bahaya sudah di depan mata.
Mereka mulai bersikap panik dan segera berpikir serta bertindak untuk mencegah dan mengendalikan situasi.
Celakanya, petugas kesehatan mulai kewalahan, fasilitas kesehatan sudah tidak cukup untuk menampung serta masyarakat mulai bertanya seberapa parah lagi bencana ini terus terjadi.
Italia menyajikan contoh laju pertumbuhan eksponensial yang lebih parah. Negara ini melaporkan kasus pertama pada akhir Januari 2020. Sejak itu mulai dilaporkan beberapa kasus positif dari warga Italia yang kembali dari Cina.
Namun tiba-tiba pada 20 Februari (tiga minggu setelah kasus pertama), seorang warga Italia yang dilaporkan tidak pernah bepergian ke Cina atau memiliki kontak dengan orang yang datang dari Asia, dinyatakan positif virus corona. Penularan di wilayah lokal terkonfirmasi.
Baca Juga: Mossad Bawa 100.000 Tes Kit Virus Corona ke Israel, Sayang Tak Berfungsi
Sejak saat itu ledakan jumlah kasus tidak tertahankan lagi dan mengikuti pola pertumbuhan eksponensial. Sekitar enam minggu setelah kasus pertama, per 18 Maret, virus SARS-CoV-2 di sana telah menginfeksi 31.506 orang dan menyebabkan lebih dari 2500 kematian.