Saat ini adalah zaman sains internasional saling bekerja sama. Dalam waktu hanya dalam sebulan, 164 artikel bisa di akses di PubMed untuk Covid-19 atau SARS-Cov-2, demikian juga dengan banyaknya artikel yang belum tertinjau.
Mereka adalah studi awal pada vaksin-vaksin, penanganan, epidemiologi, genetis dan filogeni, diagnosa, dan aspek-aspek klinis serta lain-lainnya.
Artikel-artikel ini ditulis oleh sekitar 700 penulis dan disalurkan ke seluruh dunia. Hal ini adalah sains kooperatif, bebas untuk dibagikan. Pada 2003 ketika epidemi SARS, dibutuhkan lebih dari setahun setengah untuk mencapai setengah jumlah artikel tersebut. Ditambah lagi, kebanyakan jurnal-jurnal ilmiah telah membuat publikasi-publikasi bebas untuk di akses untuk topik coronavirus.
9. Sudah ada prototipe vaksin
Baca Juga: Hari Ini, Amerika Mulai Uji Vaksin Virus Corona ke Manusia
Kemampuan kita untuk membuat sebuah vaksin baru sangat spektakuler. Sudah ada delapan proyek yang sedang berlangsung untuk mencari vaksin virus corona yang baru. Ada kelompok-kelompok yang mengerjakan proyek-proyek vaksinasi untuk virus-virus serupa.
Kelompok vaksin dari University of Queensland di Australia, telah mengumumkan bahwa mereka sudah mengerjakan sebuah prototipe menggunakan teknik yang dinamakan “molecular clamp”, sebuah teknologi yang menakjubkan. Ini hanya sebuah contoh yang bisa membuat pembuatan vaksin pada masa depan menjadi lebih cepat. Prototipe vaksin ini akan segera di tes ke manusia.
10. Percobaan antivirus sedang berlangsung
Vaksin berguna untuk mencegah. Saat ini, mengobati orang-orang yang sudah sakit adalah penting. Ada lebih dari 80 percobaan klinis yang menganalisis pengobatan virus corona. Ini adalah antivirus yang telah digunakan untuk infeksi-infeksi lain, yang sudah disetujui dan terbukti aman.
Salah satu anti virus yang sudah diuji coba pada manusia adalah remdesivir, sebuah anti virus dengan spektrum luas yang masih dalam penelitian yang sudah diuji coba melawan Ebola dan SARS/MERS.
Baca Juga: Israel Disebut Akan Umumkan Vaksin Virus Corona dalam Hitungan Hari
Kandidat lainnya adalah chloroquine, sebuah anti-malaria yang juga punya kekuatan hebat melawan virus. Kita tahu bahwa chloroquine memblokir infeksi virus dengan meningkatkan pH endosome, yang diperlukan pada saat virus berfusi/bergabung dengan sel, sehingga menghalangi jalan masuknya. Kandungan ini telah terbukti memblokir coronavirus in vitro (di luar organisme hidup) dan sudah digunakan untuk pasien pengidap pneumonia coronavirus.