Suara.com - Amerika Serikat mengatakan bahwa pihaknya dalam hitungan pekan akan mulai melakukan uji coba calon vaksin virus corona Covid-19 ke manusia.
Direktur institut nasional Amerika Serikat untuk Penyakit Alergi dan Menular, Anthony Fauci, dalam pertemuan dengan Kongres AS pada Kamis (13/3/2020).
"Kami sebelumnya mengatakan bahwa butuh dua atau tiga bulan agar bisa mengujinya ke manusia," kata Fauci, salah satu pejabat AS yang terlibat aktif dalam pencegahan virus corona Covid-19.
"Tetapi menurut saya, kita akan bisa lebih baik dari itu. Saya harap, dalam beberapa pekan, kami bisa mengumumkan ke kalian semua, bahwa kami sudah mengujinya ke manusia," terang dia.
Baca Juga: Israel Disebut Akan Umumkan Vaksin Virus Corona dalam Hitungan Hari
Meski demikian ia menegaskan bahwa saat ini AS belum memiliki vaksin untuk melawan virus corona.
"Saya ingin menegaskan agar kalian paham dan saya sudah mengatakannya berulang kali, bahwa ini bukan berarti kita sudah memiliki vaksin. Masih diperlukan waktu setahun sampai setahun setengah untuk mengetahui apakah vaksin itu benar-benar manjur," kata Fauci.
Lembaga yang dipimpin Fauci kini sedang bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi Moderna untuk mengembangkan vaksin virus corona Covid-19.
Fauci mengatakan bahwa calon vaksin yang dikembangkan mengandung material genetik yang disebut messenger RNA atau mRNA yang diproduksi di laboratorium.
Menurut para ilmuwan, mNRA adalah kode genetik yang bertugas mengajarkan sel-sel manusia cara memproduksi protein yang biasa ditemukan pada bagian luar virus corona.
Baca Juga: China Klaim Vaksin Virus Corona akan Dirilis Bulan Depan
Jika berhasil mengenali protein milik virus corona itu, sel-sel manusia diharapkan bisa secara otomatis mengembangkan daya tahan atau sistem kekebalan secara otomatis.
Sebelumnya media-media Israel juga mengabarkan bahwa pemerintah Benyamin Netanyahu dalam hitungan hari akan mengumumkan telah berhasil mengembangkan calon vaksin virus corona. Belakangan kabar itu dibantah oleh Kementerian Pertahanan Israel. (CNBC)