Penelitian Baru Ungkap Ketahanan Virus Corona

Jum'at, 13 Maret 2020 | 13:00 WIB
Penelitian Baru Ungkap Ketahanan Virus Corona
Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut sebuah penelitian baru, Virus Corona atau COVID-19 yang menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia saat ini dapat bertahan di udara selama beberapa jam dan di permukaan selama tiga hari.

Penelitian yang dilakukan oleh National Institutes of Health (NIH) telah menilai, berapa lama virus COVID-19 dapat bertahan hidup pada berbagai permukaan berbeda yang ditemukan di rumah dan rumah sakit.

Ilmuwan menemukan Virus Corona baru dapat bertahan hingga 4 jam pada tembaga, 24 jam pada kardus, dan 2 hingga 3 hari pada plastik dan stainless steel.

Dengan kata lain, Virus Corona dapat menginfeksi seseorang bahkan setelah virus itu berada di pegangan pintu atau permukaan mana pun selama beberapa hari. Karenanya, pakar kesehatan sangat menganjurkan untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun.

Baca Juga: Oppo Find X2 Series Meluncur, Ini Harga dan Spesifikasinya

Para ilmuwan juga menemukan bahwa patogen dapat hidup di udara dalam bentuk aerosol hingga 3 jam.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa transmisi aerosol dan fomit HCoV-19 masuk akal, karena virus dapat tetap bertahan dalam aerosol selama beberapa jam dan pada permukaan hingga hari," tulis para penulis penelitian.

Dengan kata lain, Virus Corona baru dapat bertahan hidup di udara selama 3 jam setelah penderita batuk, bersin, atau bahkan menghembuskan nafas keluar. Meski begitu, masih belum jelas apakah virus dapat menyebar dari orang ke orang melalui transmisi udara.

"Namun, kami sama sekali tidak mengatakan ada penularan virus melalui aerosol," jelas Dr Neeltje van Doremalen, penulis utama penelitian dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases NIH.

Wabah virus corona (coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)
Wabah virus corona (coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)

Dilansir laman IFL Science, penelitian sebelumnya mengukur berapa lama virus Corona baru dapat hidup di permukaan dengan melihat anggota lain dari keluarga Virus Corona, yang meliputi SARS dan MERS. Penelitian baru ini sebenarnya mempelajari sampel nyata dari Virus Corona COVID-19 yang menjadi pandemi saat ini.

Baca Juga: Kakak Asyik Main TikTok, Nggak Sadar Adiknya Dipatok Ayam

Penelitian baru ini juga melihat bagaimana para ilmuwan membandingkan SARS-CoV-2 (COVID-19) dengan SARS-CoV-1, Virus Corona serupa yang menyebabkan wabah SARS 2003. Meskipun wabah COVID-19 saat ini lebih buruk daripada wabah SARS, para ilmuwan menemukan virus SARS cenderung bertahan di permukaan selama SARS-CoV-2.

Hal ini menunjukkan bahwa "agresivitas" nyata dari pandemi COVID-19 saat ini dapat dijelaskan oleh kemampuannya untuk bertahan hidup di luar tubuh pada permukaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI