Suara.com - Pengamat telekomunikasi Nonot Harsono menilai bahwa Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) telah melenceng dari tugas utamanya untuk mengharmoniskan sekaligus menjembatani penyedia layanan telekomunikasi.
Menurut Nonot, Bakti yang sekarang terlihat sibuk sendiri dengan proyek Palapa Ring dan pembangunan Satelit Republik Indonesia (Satria), sehingga melupakan tugas utamanya sebagai fasilitator antaroperator seluler.
"Tugas utama Bakti itu sebenarnya mengharmoniskan peran dari operator-operator dan mengkoordinir. Tidak boleh asyik dengan kegiatannya sendiri, seperti Palapa Ring dan satelit," terang Nonot dalam seminar bertajuk Tol Langit: Peluang dan Tantangan untuk Mewujudkan Indonesia Merdeka Sinyal di Jakarta, Kamis (12/3/2020).
Seharusnya, lanjut Nonot, Bakti dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) membuat proyeksi yang jelas terkait pembangunan kedua proyek tersebut. Tidak bisa bersikap seperti operator seluler yang merilis layanan dan lantas menjualnya secara komersial.
Baca Juga: Palapa Ring Jadi PR Menkominfo Baru
"Untuk Palapa Ring dan satelit harus dilengkapi desainnya, end to end. Jangan hanya launching, lalu dijual. Operator komersial boleh begitu. Sementara Bakti tidak boleh karena itu masuk wilayah USO (Universal Service Obligation), harus bertanggungjawab sesuai kebutuhannya, jadi harus dipastikan terlebih dahulu siapa yang mau pakai," jelas Nonot.
Di sisi lain, pembangunan jaringan serat optik Palapa Ring sebenarnya telah selesai sebelum akhir tahun lalu. Pemerintah pun telah menetapkan tarif sewa untuk operator telekomunikasi yang tertarik menggelar jaringan di infrastruktur Palapa Ring yang terbagi ke dalam tiga paket, yakni barat, tengah dan timur.
"Harapan Bakti tentu agar semua operator memakai dan menyewa (Palapa Ring). Tapi apa benar semua operator mau bangun kabel backhaul aksesnya di daerah USO? Oleh sebab itu, perlu dibagi wilayah terlebih dahulu, siapa yang mau di kabupaten atau kecamatan apa," tutup Nonot.