Ini Kasus Orang Kedua yang Sembuh dari HIV

Kamis, 12 Maret 2020 | 08:15 WIB
Ini Kasus Orang Kedua yang Sembuh dari HIV
Virus HIV di dalam darah manusia (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama ini, hanya ada satu orang yang pernah dinyatakan sembuh secara fungsional dari human immunodeficiency virus (HIV). Namun, sekarang para ilmuwan telah menyatakan orang kedua yang sembuh dari HIV.

Menurut laporan kasus baru yang diterbitkan di The Lancet HIV, seorang pasien yang dikenal sebagai "pasien London" sebelumnya didiagnosis dengan HIV-1.

Pasien ini tampaknya tidak memiliki infeksi virus aktif dalam tubuh setelah menerima transplantasi sel induk dari donor dengan gen yang resistan terhadap HIV. Pasien ini sekarang berada dalam remisi selama 30 bulan dan perhitungan menunjukman bahwa kemungkinan remisi seumur hidup sangat tinggi.

Keberhasilan ini tak lepas dari metode serupa yang diterapkan untuk mengobati orang pertama, yang sembuh dari HIV atau yang dikenal sebagai "pasien Berlin". Pasien tersebut sembuh secara fungsional pada tahun 2008 silam.

Baca Juga: Wedding Zaman Now, Resepsi Pernikahan Ini Semprotkan Hand Sanitizer

“Kami mengusulkan bahwa hasil ini mewakili kasus kedua pasien yang disembuhkan dari HIV. Temuan kami menunjukkan bahwa keberhasilan transplantasi sel induk sebagai obat untuk HIV, pertama kali dilaporkan sembilan tahun yang lalu pada pasien Berlin, dapat ditiru," ucap Profesor Ravindra Kumar Gupta dari University of Cambridge di Inggris, seperti dilansir laman IFL Science.

Pasien London awalnya, didiagnosis dengan HIV pada 2003 dan mulai memakai obat antiretroviral pada 2012. Sayangnya, pada tahun yang sama, ia didiagnosis dengan kanker langka yang disebut Hodgkin's Limfoma dan memerlukan kemoterapi.

Untuk mencegah virus datang kembali, pasien ini menerima pengobatan yang melibatkan transplantasi sel induk dari donor yang membawa gen (CCR5Δ32/Δ32) yang tahan terhadap HIV, serta obat kemoterapi. Berbeda dengan pasien Berlin, pasien London tidak memerlukan penyinaran seluruh tubuh atau transplantasi sel induk putaran kedua.

Meski begitu, perawatan seperti ini tidak bisa diterapkan untuk semua orang karena memiliki bahaya atau risiko yang sangat besar.

"Penting untuk dicatat bahwa pengobatan kuratif ini berisiko tinggi, dan hanya digunakan sebagai upaya terakhir untuk pasien dengan HIV yang juga memiliki keganasan hematologis yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, ini bukan pengobatan yang akan ditawarkan secara luas kepada pasien dengan HIV yang memakai ART," tambah Profesor Gupta.

Baca Juga: Ilmuwan Menemukan Dinosaurus Terkecil Berusia 99 Tahun

Sebagian besar pasien HIV dapat melakukan pengobatan virus dengan obat yang tersedia saat ini dan hidup panjang serta sehat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI