Suara.com - Para astronom berhasil menemukan molekul oksigen di galaksi lain, tepatnya di sebuah quasar yang dikenal sebagai Markarian 231.
Menurut data yang diterbitkan dalam jurnal The Astrophysical Journal, para astronom percaya bahwa keberadaan molekul oksigen di galaksi lain ini sangat berdampak pada dua hal penting.
Pertama, keberadaan molekul oksigen dapat dimanfaatkan untuk memahami seperti apa pergerakan gas di sekitar galaksi yang aktif dan terang. Karena elemen dan molekul bersinar pada panjang gelombang cahaya tertentu, hal itu dapat membantu para astronom melacak pergerakannya di luar angkasa.
Hal kedua, molekul oksigen bisa berfungsi sebagai pendingin bagi sebuah galaksi. Meskipun model penelitian yang lebih rinci masih harus dilakukan untuk menjelaskan bagaimana molekul oksigen tersebut bisa berada di sana.
Baca Juga: Penerus J2 Prime, Harga HP Samsung Galaxy A01 Cuma Rp 1,5 Juta
Meski begitu, menurut astronom keberadaan molekul oksigen itu disebabkan karena adanya aliran material, yang diciptakan oleh interaksi gravitasi lubang hitam supermasif pada inti galaksi dengan nebula yang kaya molekul di cakram luar Markarian 231.
Keberadaan oksigen di luar angkasa pun bukanlah sesuatu yang baru. Di luar angkasa, oksigen dapat ditemukan dengan sendirinya. Namun, untuk bentuk molekulnya yaitu ketika dua atom oksigen bergabung, jarang ditemukan di luar angkasa.
Sebelumnya, para astronom pernah menemukan keberadaan molekul oksigen di dua nebula yaitu Rho dan Ophiuci. Tetapi, astronom belum pernah menemukannya pada objek sejauh Markarian 231 yang memiliki jarak sekitar 581 juta tahun cahaya dari Bumi.
Para astronom menemukan molekul oksigen pada Markarian 231 berkat jarak galaksi tersebut. Karena memiliki jarak yang cukup jauh, cahaya galaksi ini mengalami pergeseran merah. Setiap radiasi elektromagnetik yang dipancarkan dari Markarian 231 juga memiliki panjang gelombang yang sedikit lebih panjang.
Hal itu memungkinkan para astronom dapat mendeteksi molekul oksigen dengan menggunakan teleskop di Bumi milik Institut de Radioastronomie Millimétrique (IRAM), yang memiliki diameter 30 meter di Spanyol dan Northern Extended Millimeter Array Interferometer di Perancis. Kedua teleskop ini dapat mengamati emisi-emisi di alam semesta dalam cahaya milimeter.
Baca Juga: Menginap di Hotel, Warganet Ini Temukan Kamera Tersembunyi di Balik Speaker