Suara.com - Telkomsel mengakui bahwa selama dua tahun terakhir operator plat merah ini bertransformasi menjadi digital lifestyle company yang menawarkan berbagai layanan, termasuk di sektor Internet of Things (IoT).
"Kenapa IoT? Industri telko sedang mengalami penurunan terutama dari sisi voice dan SMS. Tiga sampai empat tahun lalu, voice dan sms masih berkontribusi 70 persen," kata General Manager Fleet Management Telkomsel Arief Teguh Hermawan dalam sebuah seminar yang digelar Forum Wartawan Teknologi (Forwat) di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Di sisi lain, penuruan pendapatan ini mendorong Telkomsel untuk cepat beradaptasi dengan IoT yang diproyeksikan memegang peranan penting dalam era Revolusi Industri 4.0.
"IoT bagian dari enterprise solution Telkomsel, bukan dari retail solution. IoT kami menjadi bagian dari industri 4.0. Di segmen ini, Telkomsel menyasar industri B2B (Business to Business)," imbuhnya.
Baca Juga: Blokir IMEI Ponsel BM Pakai Whitelist, Ini Tanggapan Telkomsel
Karena IoT memiliki ruang lingkup yang cukup besar, maka Telkomsel juga turut membangun ekosistem pendukungnya.
"Inilah salah satu alasan Telkomsel tidak hanya mengandalkan revenue dari voice dan SMS, tapi juga data. salah satunya adalah IoT, wearables, dan EDC (Electronic Data Capture)," terang Arief.
Dengan transformasi ini, sektor IoT yang dimiliki Telkomsel mulai membuahkan hasil, kendati persentasenya masih kecil ketimbang layanan retailnya.
"Telkomsel yakin IoT jadi salah satu penggawa diversifikasi. Revenue Telkomsel masih 30 juta USD, masih kecil dari revenue lini bisnis lainnya. Tapi, huge population is potential for business," pungkasnya.
Baca Juga: Telkomsel Gandeng Microsoft Kembangkan Industri 4.0