"Ini dapat mendeteksi tersangka kejahatan, teroris atau membuat laporan atau peringatan," kata Huang.
Tetapi sistem masih harus berjuang untuk mengidentifikasi orang-orang dengan masker dan kacamata hitam.
"Dalam situasi ini, semua informasi wajah kunci hilang. Dalam kasus seperti itu, proses identifikasi sulit," kata Huang.
Perusahaan itu memiliki sekitar 200 klien di Beijing menggunakan teknologi, termasuk polisi, dan mengharapkan akan menggapai lebih dari 20 provinsi untuk segera menginstalnya.
Baca Juga: Hari Ini Langit Jakarta Diprediksi Cerah Berawan
Ketika datang ke alat pengawasan lain yang digunakan dalam perang melawan virus corona, ada beberapa warga China menggerutu di media sosial tetapi kebanyakan orang tampaknya menerima intrusi tambahan atau bahkan merangkulnya, sebagai cara untuk menangani keadaan darurat kesehatan.
Meskipun pelanggan domestik telah menggerakkan bisnis Hanwang, Huang juga mengatakan dia mengharapkan lebih banyak minat asing, karena virus ini menyebar ke seluruh dunia dan lebih banyak orang memakai masker.
"Ini tidak hanya menguntungkan orang-orang China, tetapi juga ketika teknologi ini diterapkan secara global, itu bisa menguntungkan dunia," katanya.